PADANG (RP) - Persoalan penganggaran diyakini masih membelit Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia tahun 2014 mendatang, termasuk Universitas Andalas (Unand). Pasalnya memasuki bulan Oktober ini masih belum ada kejelasan soal alokasi anggaran diperuntukan bagi Unand.
Demikian dikemukakan Rektor Unand Dr Werry Darta Taifur ketika melantik pejabat struktural di lingkungan Rektorat Unand, di Dekanat Fakultas Kedokteran Unand, Kampus Unand Limaumanih, kemarin (9/10).
"Situasi penganggaran 2014 lebih mengkhawatirkan dibandingkan tahun 2013 ini. Tahun lalu, kita sudah mengetahui penganggaran di bulan Oktober ini. Namun tahun ini, kita belum juga mengetahui berapa alokasi anggaran diperuntukan pemerintah pusat," terang Werry.
Persoalan ini, menurut Werry, jelas merugikan Unand. Secara tidak langsung, pihaknya kesulitan dalam menyusun perancanaan secara sistematis dan terukur. Terlebih lagi, pemerintah pusat menekan patokan anggaran sementara mengacu saja pada tahun sebelumnya.
"Kondisi ini, jelas-jelas bakal menimbulkan persoalan juga nantinya. Paling jelas akan terjadi berulang kali perbaikan penganggaran guna mensinkronkan dengan peraturan mengikuti pengalokasian anggaran. Bisa-bisa pengucuran anggaran sesuai peruntukannya, bakal terlambat nantinya," sebut Werry.
Bila mengacu pada tahun ini saja, tambah Werry, pengalokasian anggaran baru berjalan secara baik pada September ini. Nah, bulan ini pulalah beberapa pembangunan bisa dijalankan. Namun, beberapa proyek pembangunan tetap terkendala, salah satunya pembangunan rumah sakit di kampus Unand Limaumanih.
Werry berharap pemerintah sesegera mungkin merampungkan penganggaran, sehingga PTN bisa lebih cepat menggulirkan anggaran sesuai peruntukannya. "Tentu lebih cepat lebih baik, sehingga rektorat leluasa juga mengalokasikan anggaran," harap Werry.
Pada kesempatan itu dilantik Syafwardi SE MPd selaku Kabiro Akademik Unand, Yurnalis SH MHum Kabag Kesehatan Masyarakat, dan Reno Revo Indra SH Kasubag LP2M Unand. Syafwardi kepada Padang Ekspres bertekad membenahi pelaporan evaluasi kuiah di Unand. "Paling kurang sekali sebulan sudah ada laporannya," terang Syafwardi. (rdo)