Perbaikan jalan di sejumlah titik di jalan lintas Sumatera, menimbulkan kemacetan panjang. Bukan saja di kawasan Sitinjau, perbatasan Padang-Solok, proyek jalan dan jembatan di Dharmasraya juga memicu antrean panjang.
Pengerjaan jembatan di Sungaibetung, Kecamatan Kotobaru, Kabupaten Dharmasraya misalnya, kemacetan terjadi hingga 3 kilometer.
Kemacetan terjadi sejak proyek perbaikan jembatan dilakukan. Tak ayal, kondisi itu menyebabkan ekonomi biaya tinggi bagi kalangan dunia usaha.
Mengantisipasi hal itu, Kasatker II Jalan Nasional Sumatera Barat, HM Radhi Kasim mengimbau awak truk bermuatan lebih dari 15 ton, tidak melewati jalan Sungaibetung, KM 223 + 950. Pasalnya, jembatan rangka baja bailey di daerah tersebut hanya mampu memikul beban paling berat 15 ton.
“Kita khawatir, jika muatan lebih dari 15 ton, jembatan rangka baja patah, dan putuslah hubungan darat Sumbar-Jambi,” katanya.
Menurut Radhi, pembatasan tonase mulai berlaku pada 12 Oktober nanti. Bagi pengusaha angkutan batu bara dari Jambi tujuan Riau, diminta tidak membawa muatan lebih dari 15 ton.
Lantai jembatan Sungaibetung ambruk pada akhir tahun 2010 lalu, sehingga arus lalu lintas dialihkan ke jalan kabupaten yang sempit dan panjang. Sehubungan jembatan Sungaibetung adalah jalur utama lintas Sumatera, maka dilakukan perbaikan total melalui anggaran tahun 2012.
Agar lalu lintas tidak terganggu, dibuatkan jembatan rangka baja bailey dengan system buka tutup. Dari segi konstruksi, jembatan bailey tersebut bisa digunakan tapi tidak lebih dari 15 ton. “Itu sebabnya jangan ada yang coba-coba untuk mempengaruhi petugas bisa lewat lebih dari 15 ton, akibatnya bisa fatal,” kata Radhi. (ztl)