(RIAUPOS.CO) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membantah adanya gempa susulan sebesar 7,5 SR di Lombok pertengahan malam, Rabu (8/8). Begitu pula dengan adanya tsunami.
‘’Jadi semua itu adalah hoaks,’’ tegas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantornya, Jakarta, Rabu (8/8).
Kata dia, hingga saat ini, belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa memprediksi besaran dan waktu gempa secara pasti. Untuk itu, Sutopo berharap agar informasi mengenai gempa susulan disertai tsunami itu tidak lagi disebarkan di media sosial.
Sebab, hal tersebut menambah kepanikan masyarakat yang sebelumnya merasakan guncangan gempa. Apalagi di Lombok Timur yang diguncang 6,4 SR. ‘’Mereka masih dalam masa trauma. Kondisi rumahnya hancur, anggota keluarganya meninggal, dan sebagainya. Jadi untuk hoaks tadi mohon diabaikan,’’ pinta Sutopo.
Diketahui, hingga sore, tercatat 131 orang meninggal dunia akibat gempa di Lombok pada Ahad (5/8) malam. Sebanyak 1.477 orang luka berat, sedangkan luka ringan terlalu banyak dan belum bisa didatangkan. Sementara itu, 163.003 jiwa mengungsi. Kemudian 42.239 rumah dan 458 unit sekolah turut rusak.(dna/ce1/jpg)