JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pengembangan vaksin Covid-19 terus berlanjut. Kamis (9/6) Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengumumkan bahwa vaksin BUMN akan dilakukan uji klinis tahap 3. Vaksin BUMN ini memang belum bernama. Vaksin ini kerja sama Bio Farma dan Baylor Collage of Medicine.
Direktur Utama PT Bio Farma Honesto Basyir menyatakan bahwa pihaknya menargetkan Juli nanti BPOM bisa memberikan emergency use authorization (EUA) Vaksin BUMN ini. "Kami sudah menyiapkan kapasitas produksi yang besar," ujarnya, Kamis (9/6).
Dia memprediksi kapasitas produksi hingga 120 juta dosis per tahun. Masyarakat Indonesia memang sebagian besar sudah menerima Vaksin Covid-19. Makanya, Vaksin BUMN akan digunakan untuk booster dan anak-anak. Sejauh ini, vaksin Covid-19 untuk anak masih terbatas.
Lalu, uji klinis fase 3 ini rencananya diberikan pada 4,050 subjek. Batasannya adalah usia 18 tahun hingga 70 tahun. Sebelumnya Honesty menyatakan ada tantangan untuk mencari subjek uji klinis. Sebab, sebagian besar masyarakat Indonesia sudah mendapatkan kekebalan dari vaksin maupun terinfeksi secara alami.
Kepala BPOM Penny K Lukito menyatakan lembaganya telah mendampingi sejak awal. Mulai dari penyiapan fasilitas produksi. "Pengembangan vaksin ini merupakan yang pertama di Indonesia," ucapnya. Dia berharap agar uji klinis berjalan dengan baik dan bisa diproduksi untuk komersil.
Pada kesempatan yang sama, Menteri BUMN Erick Tohir menuturkan dengan adanya vaksin ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu membangun kedaulatan kesehatan. Apalagi ada kolaborasi antara peneliti, industri, dan pemerintah. "Kami dorong supaya tidak bergantung dengan negara lain," ujarnya.
Erick Tohir bertahap bahwa hal ini berlanjut kepada hal yang lainnya. Misalnya bahan baku obat. "Agar masyarakat percaya dengan kesehatan dalam negeri ," ujarnya.
Untuk nama, Erick menyatakan bahwa Vaksin BUMN ini hanya tahap awal untuk registrasi. Nantinya dia akan konsultasi dengan presiden untuk penamaan. "Nama ini bukan mengklaim vaksin milik BUMN," bebernya.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menjelaskan, ketahanan kesehatan bukan hanya tanggung jawab Kementerian Kesehatan. Melainkan tanggung jawab seluruh masyarakat. "Pandemi ini mengajarkan kesatuan kita dalam menghadapi kesehatan itu bisa dilakukan seluruh elemen masyarakat," ucapnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi kembali memimpin pertemuan COVAX Advance Market Commitment Engagement Group (AMC EG) secara virtual, Rabu (8/6). Dalam kesempatan tersebut, Retno menyampaikan bahwa dunia saat ini sudah menghadapi trend positif terkait pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari jumlah kasus baru dan korban jiwa terus melandai.
Kendati demikian, menurut dia, tugas COVAX belum selesai. Pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Terlebih lagi, kesenjangan vaksinasi masih terjadi meskipun pasokan vaksin global sudah memadai. Hingga saat ini, secara global, hampir 12 miliar dosis vaksin Covid-19 telah disuntikkan. "Banyak orang dengan risiko tinggi di negara berpendapatan rendah belum divaksin. Jumlah dosis vaksin yang tersedia masih belum bisa diimbangi oleh tingkat penyerapannya," ungkapnya.
Untuk itu, lanjut Retno, diperlukan pembaharuan fokus global kepada dua hal penting. Yakni, memberi prioritas pendanaan pada upaya vaksinasi dan mengintegrasikan vaksinasi Covid-19 ke dalam intervensi kesehatan lainnya.
Di sisi lain, Retno menegaskan, bahwa keberadaan COVAX saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari arsitektur kesehatan global. Keberadaan COVAX menjadi penting bahkan nanti ketika pandemi resmi dinyatakan usai.
Sebab, perlu dipeliharanya solidaritas multi-pemangku kepentingan di tingkat global dan perlu dilestarikannya akses yang setara terhadap solusi kesehatan, khususnya bagi negara-negara berkembang.
Sebagai informsi, COVAX AMC merupakan mekanisme global yang bertujuan menyalurkan vaksin secara gratis kepada negara anggotanya, yaitu 92 negara berpendapatan menengah ke bawah dan rendah. Secara keseluruhan, COVAX sendiri hingga kini telah mengirimkan 1,5 miliar dosis vaksin ke 144 negara, dan 88 persen di antaranya dikirimkan ke 87 negara AMC.
Indonesia sendiri hingga 3 April 2022, telah menerima 130.662.975 dosis vaksin dari skema mekanisme COVAX AMC ini maupun skema dose-sharing bilateral.
Sementara itu, kasus Covid-19 di Riau tak ada perubahan. Ini karena tidak terdapat penambahan pasien positif, tidak ada pasien yang sembuh, dan tidak ada pasien Covid-19 yang meninggal dunia, Kamis (9/6). Hal ini berbeda dengan dua hari terakhir yang terdata ada penambahan dua pasien positif corona.
Dengan demikian maka total penderita Covid-19 di Riau tetap 150.467 orang. Demikian juga pasien total orang Riau yang sembuh dari Covid-19 juga tak berubah seperti sehari sebelumnya yakni 146.023 orang. Angka kematian juga tetap yakni 4.438 orang.
Dari total pasien positif Covid-19 Riau, terdapat dua pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit dan empat orang yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 4 orang. "Sehingga saat ini jumlah kasus aktif Covid-19 di Riau baik saat ini ada enam 6 orang," ujar Kepala Dinas Kesehatan Riau, Zainal Arifin kepada Riau Pos, Kamis (9/6).
Sementara itu, untuk suspek yang menjalani isolasi mandiri 12 orang dan yang isolasi di rumah sakit sebanyak tujuh orang. Total suspek yang selesai menjalani isolasi 167.231 orang dan meninggal dunia 560 orang.
Zainal juga mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan, terutama saat beraktivitas di luar rumah. "Mari kita sama-sama menjaga diri dan orang sekitar kita untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dengan cara mencuci tangan, menjaga jarak, dan menggunakan masker," ajaknya.
Sementara itu, pencapaian vaksinasi 1 Covid-19 di Provinsi Riau per 9 Juni 2022 sudah 98,97 persen dan capaian vaksinasi 2 Covid-19 mencapai 79,41 persen. Kabupaten/kota yang memiliki capaian vaksinasi 1 Covid-19 di atas 100 persen adalah Kota Dumai (105,09 persen) dan Kota Pekanbaru (117,67 persen). Kabupaten/kota yang memiliki capaian vaksinasi 2 Covid-19 di atas 90 persen adalah Kota Pekanbaru (98,86 persen).
Untuk vaksinasi Covid-19 bagi tenaga kesehatan dengan sasaran 32.923 orang, capaian vaksinasi dosis pertamanya sudah sebesar 45.519 (138,26 persen), vaksinasi dosis kedua sebesar 44.358 (134,73 persen), dan vaksinasi dosis ketiga sebesar 35.993 (109,33 persen)," katanya.
Pencapaian vaksinasi Covid-19 bagi lansia dengan sasaran 322.466 orang, vaksinasi dosis pertamanya sudah 239.489 (74,27 persen) dan vaksinasi dosis kedua sebesar 181.984 (56,44 persen).(lyn/mia/sol/jpg)