Sesosok Mayat Diletakkan di Musalla, Dikira Makanan Sahur

Nasional | Minggu, 10 Juni 2018 - 19:45 WIB

Sesosok Mayat Diletakkan di Musalla, Dikira Makanan Sahur

BANJARMASIN (RIAUPOS.CO) - Warga Pemakuan Laut Sei Tabuk Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan geger luar biasa. Pasalnya, sesosok mayat ditemukan di salah satu musalla setempat, Minggu (10/6/2018) pukul 02.00 Wita. 

Mayat berjenis kelamin perempuan itu diletakkan di dalam kotak plastik dan diletakkan di masjid tersebut. Awalnya warga mengira kotak itu berisikan menu sahur yang diperuntukkan bagi jamaah yang sedang itikaf. Saat dibuka, kaget bukan kepalang, ada mayat wanita.

Pria itu datang sekitar pukul 02.00 dinihari. Kala itu, warga bersama sejumlah anak tengah melakukan itikaf dan tadarus di dalam musalla. "Orang itu bilang menitip kotak ini sebentar karena mau mengambil handphone. Kalau kesiangan nanti bawa masuk saja kotaknya,” ujar Darpai, salah seorang warga.
Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kotak plastik itu kemudian disimpan di dalam masjid, tepat di samping pintu WC umum. Namun hingga pagi hari, pelaku tak kunjung datang mengambil kotak plastik tersebut. Jamaah masjid yang curiga dengan kotak misterius itu pun memberanikan diri untuk membukanya. Setelah dibuka, ternyata isinya bukan menu sahur, melainkan mayat remaja wanita.

Mayat perempuan itu dalam kondisi tangan terikat tali rafia. Warga pun langsung melaporkan temuan tersebut ke pihak berwajib. Kasus mayat wanita dalam kotak plastik itu sedang ditangani aparat kepolisian. Polisi telah memeriksa sejumlah saksi.

“Mohon yang merasa kehilangan anggota keluarga anak remaja perempuan, silahkan kroscek atau lapor polisi, siapa tau korban ini,” tulis akun Instagram @yuni_rusmini.

Identitas Terungkap
Setelah mendapatkan informasi tentang penemuan mayat, polisi langsung turun ke lokasi yang melakukan penyelidikan. Dari penyelidikan itu terungkap bahwa korban adalah Linda Wati, warga Anjir Serapat KM 14 Kecamatan Kapuas Timur, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.

Hal itu juga dibenarkan tiga orang kakak kandung korban yang mengecek langsung ke kamar jenazah RSUD Banjarmasin. “Iya ini betul adik aku, teganya kenapa ading aku dibunuh, kenapa jadi dia bisa ke Desa Pemakuan itu,” ucap Baimunah (44), kakak korban yang datang bersama putrinya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook