MEDAN (RIAUPOS.CO) -- Presiden Joko Widodo menyebut media massa memiliki tantangan yang cukup berat dari berbagai sisi. Namun, keberadaan media harus tetap didukung. Sebab, media bisa menjadi sarana rujukan bagi masyarakat untuk mendapatkan berita yang tepat.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat Hari Pers Nasional (HPN) kemarin (9/2). "Dunia pers tidak sedang baik-baik saja. Dulu isu utama dunia pers adalah kebebasan," katanya. Saat ini, lanjut Jokowi, masyarakat kebanjiran informasi dari media sosial dan platform asing yang hanya dikendalikan oleh artificial intelligence (AI).
Di sisi lain, konten media sosial cenderung mencari sensasi. Karena itu, perlu media yang bertanggung jawab dalam pemberitaan. "Sekarang ini banyak sekali dan mengorbankan kualitas isi dan jurnalisme otentik," imbuhnya.
Jokowi juga menyatakan, 60 persen belanja iklan diambil media digital dengan platform asing. Itu menjadi tantangan bagi media konvensional. "Sehingga tadi malam, saat makan durian, saya mengundang beberapa tokoh pers untuk berbicara mengenai ini. Kita tahu bahwa Menkominfo baru saja mengajukan izin prakarsa mengenai rancangan perpres tentang kerja sama perusahaan platform digital dengan perusahaan pers," ungkapnya. Kebijakan itu memberikan dukungan pada jurnalisme yang berkualitas.
Jokowi meminta lembaga pemerintah pusat dan daerah, BUMN, perusahaan swasta, serta lembaga swadaya masyarakat untuk mendukung keberadaan media arus utama. Sementara itu, Ketua PWI Atal S Depari dalam laporannya menyampaikan bahwa peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2023 diharapkan dapat membangkitkan semangat untuk segera keluar dari krisis pandemi Covid-19. "Kembali menapaki jalan pembangunan dan kemajuan bangsa dengan optimistis dan kebersamaan nasional," ujarnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi