PADANG (RIAUPOS.CO) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar terus memantau aktivitas Gunung Marapi di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat, yang sempat meletus 13 kali pada Rabu (8/1). Saat ini, BPBD setempat sudah memasang kamera CCTV untuk memantau perkembangan gunung yang berstatus waspada level II tersebut.
Pantauan Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), Kamis (9/1), terjadi lima kali letusan dan hembusan asap putih setinggi 200 meter dari kawah. Meski mengalami peningkatan aktivitas, status gunung Merapi masih waspada level II.
”Jumlah aktivitas tersebut hanya dihitung dari yang terpantau secara visual, belum termasuk dari data seismik. Sekitar pukul 09.00 WIB Gunung Marapi telah diselimuti kabut tebal, sehingga tidak bisa dipantau secara visual,” ujar Kepala Pos Pemantau Gunung Api PVMBG Warseno, dilansir Padang Ekspres (Riaupos Grup) )Jumat (10/1).
Masyarakat diminta agar tidak berada dalam radius 3 Km dari gunung. Sementara BPBD menilai belum perlu dilakukan evakuasi terhadap masyarakat karena statusnya masih waspada.
Sejak 1 Januari hingga 8 Januari 2014, telah terjadi 84 aktivitas, di antaranya 24 kali letusan, lima kali gempa tremor, enam kali gempa vulkanik A (gempa vulkanik dalam), 17 kali gempa Vulkanik B, dua kali tornello (gempa di permukaan kawah), 11 kali gempa tektonik jauh, serta 19 kali gempa tektonik lokal.
Kepala BPBD Sumbar Yazid Fadhli mengatakan, berdasarkan pantauan BPBD, pascameletus, Rabu (8/1), aktivitas Marapi sudah turun. ”Jadi sesuai protap, belum perlu masyarakat untuk diungsikan,” ujarnya.
Kepala BPBD Tanahdatar Altri Suwandi mengatakan pada hari kedua kemarin, sudah tidak ada lagi erupsi Marapi. Aktivitas warga tidak terpengaruh dengan aktivitas gunung yang tidak jauh dari permukiman penduduk itu.
Ia mengungkapkan erupsi Marapi dua hari lalu, hanya membawa abu tipis ke arah Timur. Hujan abu terjadi di Salimpaung, Sungaitarab dan Limakaum. Jika angin bertiup ke arah utara, maka daerah yang terdampak adalah Batipuh dan Pariangan. Sedangkan, jika bergerak ke Barat, maka daerah terdampak X Koto. Kalau angin ke arah Selatan akan berdampak ke X Koto dan Pariangan.
”Daerah yang terkena dampak, tergantung hembusan angin. Namun, kalau dilihat dari jalur kawahnya, maka yang paling terdampak itu adalah daerah Pariangan," ujarnya.
Sejak sebulan lalu, menurut Altri sudah ada larangan pendaki naik Marapi. Namun masih banyak pendaki yang tidak mengindahkan imbauan itu. Jika terjadi peningkatan status Gunung Marapi, Pemkab Tanahdatar telah menyiapkan jalur evakuasi serta tempat penampungan masyarakat. Hal itu telah disosialisasikan pada masyarakat.
”Total masyarakat di pinggang Gunung Marapi sebanyak 12 ribu. Mereka telah kita berikan sosialisasi terhadap mitigasi bencana Marapi,” tandasnya.(ade/fat/rpg)