MEDAN (RIAUPOS.CO) -- Hari ini, genap sepekan Hakim Pengadilan Negeri Medan, Jamaluddin SH MH ditemukan tewas di dalam mobilnya, di areal perkebunan sawit Desa Suka Dame, Kutalimbaru. Namun, misteri pembunuhan terhadap Jamaluddin yang juga Humas PN Medan, belum terungkap. Sejumlah upaya dilakukan polisi, termasuk mencari telepon selular (ponsel) korban yang dikabarkan hilang.
Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, hingga kini tim yang dibentuk Direktorat Reskrimum Polda Sumut dan Polrestabes Medan masih bekerja melakukan penyelidikan. Tim juga melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi sambil mencari data yang berhubungan dengan kasus itun
"Jumlah saksi sudah 18 yang diperiksa, ditambah 4 saksi lagi yang bersifat interogasi dan pendalaman sebagai bahan untuk mengungkapkan kasus ini," kata Tatan diwawancarai saat berada di Hotel Emeral Garden, Kamis (5/12).
Tatan mengaku, terkait istri korban yang diperiksa masih menggali kebenaran daripada keterangannya. "Istrinya sudah diperiksa. Kita mohon doa restu agar dalam waktu dekat kasus tersebut dapat diungkap," ucapnya.
Disinggung informasi bahwa korban mendapat telepon dari seseorang sebelum tewas, Tatan belum bisa memastikan. Kata dia, tim masih bekerja. "Kita kan meminta data itu tetap berkoordinasi dengan instansi terkait. Berkaitan dengan barang bukti masih dikumpulkan, didata secara keseluruhan termasuk handphone. Informasi yang kami dapat, handphone tersangka ada, tetapi sedang diselidiki siapa yang mengambilnya. Apakah masyarakat, sedang dicek. Namun nomornya sudah diketahui dari keluarga," ujarnya.
Terkait kapan pastinya korban meninggal, Tatan juga belum bisa memastikan. "Kita tidak bisa menduga-duga (kapan meninggal), kita bekerja berdasarkan fakta, data dan keterangan saksi yang ada," pungkasnya.
Terpisah, kepada wartawan Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto menegaskan, pihaknya belum ada menetapkan seorang pun menjadi tersangka kasus tersebut. Penegasan itu menjawab isu beredar yang menyebut kepolisian telah mengamankan seorang wanita yang dekat dengan korban. "Belum ada," kata Agus, Kamis (5/12).
Ia meminta kepada semua pihak untuk bersabar dan mendoakan kepolisian agar segera dapat mengungkap kasus ini. "Semua alibi-alibi akan kita dalami," ujar Agus.
Agus juga menegaskan, penyebab kematian Jamaluddin bukan karena diracun, melainkan dibunuh. Menurut jenderal bintang dua ini, hasil pemeriksaan forensik menunjukkan Jamaluddin meninggal dunia bukan karena diracun. Hal ini dibuktikan dari pemeriksaan lambung. "Iya, murni dibunuh," tegas Agus.
Meski telah menyatakan Jamaluddin maninggal dunia karena dibunuh, tetapi Kapolda enggan berbicara tentang penyebab kematiannya. Kapolda menegaskan, hingga saat ini timnya masih bekerja memeriksa barang bukti. Saksi yang diperiksa pun sudah 22 orang. "Mohon doanya, anggota masih bekerja. Dari Dirkrimum dan Polrestabes Medan sedang berkerja," ujarnya.
Agus menyebut, untuk pengungkapan kasus ini akan ditelusuri dari saat korban ditemukan meninggal dunia, sesuai pemeriksaan labfor, kemudian dikaitkan dengan keterangan saksi yang melihatnya saat belum meninggal dunia. "Korban meninggal dunia antara 12 sampai 20 jam. Kita akan runut dari sana, sabar, ya," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, Jamaluddin ditemukan tewas di dalam mobilnya Toyota Land Cruiser Prado warna hitam BK 77 HD, di areal kebun sawit Dusun II Namo Rindang, Desa Suka Rame, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang, Jumat (29/11) pekan lalu.
Jasad korban pertama kali ditemukan warga sekitar, yang kemudian memberitahu polisi. Saat ditemukan, dikabarkan korban dalam kondisi tangan terikat di sela kursi penumpang. Disebut-sebut terdapat luka memar di bagian leher. (ris/jpg)
Laporan JPG, Medan