JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Tensi hubungan antara pemerintah dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) kembali tegang. Pemicunya adalah Surat Edaran Menteri PAN-RB Yuddy Chrisnandi. Di dalam surat tertanggal 7 Desember ini, Yuddy meminta guru menghindari perayaan hari guru oleh PGRI.
Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Sulistyo mengaku prihatin dengan surat edaran itu. Surat ini ditujukan untuk gubernur, wali kota, bupati, kepala dinas pendidikan di seluruh Indonesia. ’’Kenapa kok pemerintah seperti takut terhadap acara yang kami lakukan,’’ katanya di Jakarta kemarin. Sulistyo mengakui bahwa ada pihak yang menghembuskan isu bahwa acara peringatan hari guru nasional PGRI itu digelar dalam bentuk demonstransi di Jakarta.
Sulistyo menegaskan acara yang digelar PGRI pada 13 Desember itu bukan berbentuk demonstransi atau long march. Dia menuturkan aksi yang bakal dilakukan oleh ratusan ribu guru anggota PGRI itu terpusat di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan. Dia menjelaskan para guru tidak akan keluar komplek stadion terbesar di Indonesia itu.
Dia menjelaskan meskipun ada surat edaran itu, PGRI tidak akan menghentikan kegiatan yang sudah disusun sejak beberapa bulan lalu. Begitu pula para guru dari penjuru daerah juga tetap mengkonfirmasi datang ke ibu kota. ’’Namanya guru, khususnya yang PNS, ada juga yang terpengaruh surat itu sehingga tidak jadi ke Jakarta,’’ jelas dia.(wan/jpg)