Sejak peningkatan status Gunung Marapi pada 3 Agustus 2011 lalu, hampir tiap hari gunung yang berada antara Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanahdatar ini mengeluarkan asap putih dan abu vulkanik. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi pun masih menetapkan status waspada level II pada Gunung Marapi tersebut.
Menurut Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bukittinggi, Suparmo status waspada level II tetap diberlakukan menyusul masih terjadinya semburan abu vulkanik pada Gunung Marapi. Selasa (7/8) pagi, gunung Marapi pun masih menyemburkan abu vulkanik diperkirakan setinggi 400 meter dari puncak gunung.
”Sejak peningkatan status gunung terjadi pada 3 Agustus 2011 lalu, hampir setiap hari Gunung Marapi dengan ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu selalu mengeluarkan asap putih dan abu vulkanik,” kata Suparmo, Selasa (7/8). Pihak PVMBG pun masih melarang masyarakat mendaki lebih dari 3 kilometer dari puncak Marapi.
Bahkan, saat mengalami peningkatan aktivitas tanggal 3 Agustus 2011, Gunung Marapi sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang dengan ketinggian 1.000 meter, dan menjangkau sejumlah daerah di Sumbar, seperti Agam, Tanahdatar, Padangpariaman, dan Padangpanjang.
Gunung Marapi yang merupakan salahsatu gunung aktif di Sumbar itu, terakhir kali meletus tahun 2005. Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Tandikek tersebut menjadi salah satu tujuan bagi pendaki dalam maupun luar Sumbar.
Kawasan Gunung Marapi tersebut merupakan area konservasi di Sumbar yakni, suaka alam Marapi. Berdasarkan catatan, terhitung sejak akhir abad 18 hingga 2008 tercatat sudah 454 kali meletus, 50 di antaranya dalam skala besar. Saat ini dalam status siaga, dan Kota Bukittinggi pun merupakan salah satu daerah evakuasi. (rul)