PADANG (RP) - Tingginya curah hujan melanda Kota Padang sepanjang siang hingga malam, Selasa (7/6) mengakibatkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Rasidin terendam banjir.
Akibatnya, 6 pasien terdiri 3 pasien dewasa dan 3 bayi yang dirawat terpaksa dievakuasi ke ruangan lebih tinggi.
Luapan banjir membuat sebagian ruangan vital di rumah sakit ini tidak bisa digunakan karena terendam air sedalam 70 centimeter. Tidak hanya mengevakuasi pasien, sejumlah peralatan operasi juga ada yang mengalami kerusakan.
Bahkan, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBPKD) Padang pun menguras genangan air dan mensterilkan seluruh ruangan rawat inap.
Wakil Wali Kota Padang Mahyeldi pun meninjau langsung RSUD Rabu (8/5) dinihari. ”Kami panik, karena air tiba-tiba masuk ke dalam ruangan kamar bedah. Airnya deras sekali,” jelas keluarga pasien, Anis, Rabu (8/5) dini hari.
Hal senada juga dikatakan Direktur Utama RSUD dr Rasidin Artati Suryani. ”Air setinggi lutut tiba-tiba datang dan masuk ke sejumlah ruangan, kayak banjir bandang,” kata Artati.
Artati mengatakan akibat kejadian tersebut sejumlah pasien panik dan terpaksa dievakuasi ke bangsal inap kebidanan (ibu dan anak, red). ”Enam pasien di ruangan tersebut sudah kita evakuasi. 3 di antaranya bayi dan 3 lainnya dewasa,” ujarnya.
Sejumlah ruangan di RSUD tersebut tergenang air. Di antaranya ruangan ICU, ruangan inap anak, Poliklinik, kamar operasi dan ruangan lainnya. ”Sekarang ruangan operasi sudah tidak bisa digunakan. Bagaimana kalau ada pasien yang dioperasi, ” keluh Artati.
Ia menyebutkan, meluap dan masuk airnya disebabkan drainase kecil yang tidak mampu menampung kapasitas air dengan jumlah besar. Artati mencontohkan, gedung yang tidak pernah direndam banjir seperti Poliklinik, kini digenangi air. Hal tersebut membuktikan drainase di sekeliling rumah sakit tidak berfungsi baik.
”Saya berharap SKPD terkait segera mengambil tindakan. Jika tidak dicarikan jalan keluarnya, maka kejadian seperti ini akan terulang kembali bahkan bisa lebih parah dari kejadian ini,” sebutnya.
Menyikapi kondisi RSUD digenangi air itu, anggota DPRD Padang Jumadi mengatakan kondisi RSUD dr Rasidin yang kebanjiran ini tidak terlepas dari struktur geografi. Pasalnya, di lokasi tersebut terdapat aliran sungai yang belum bisa menampung intensitas hujan ketika besar sehingga air meluap.
”Untuk mengatasi persoalan ini, tentunya harus dilakukan secara menyeluruh. Maksudnya, kawasan tersebut hingga Aiapacah yang akan menjadi pusat pemerintahan memiliki kesamaan dan keterkaitan. Jadi jika dilakukan antisipasi banjir di kawasan Aiapacah tentu akan berdampak juga di kawasan RSUD,” kata politisi Partai Golkar ini.
Hal ini dikarenakan, kata Jumadi, aliran sungai di kawasan tersebut sama dan persoalannya juga sama. ”Jika pembangunan aliran sungai di kawasan Aiapacah selesai, maka persoalan banjir juga akan teratasi di kawasan RSUD,” ujarnya.
Jumadi mengakui, saat ini di DPRD Padang tengah membahas persoalan pinjaman investasi pemerintah (PIP) dalam pengembangan RSUD. Pinjaman ini belum disetujui karena masih mempelajari penggunan dan perencanaan. ”Pinjaman itu bisa juga diperuntukkan dalam penanggulangan banjir ini,” ucap Ketua Panitia Khusus (Pansus) Pinjaman Investasi Pemerintah ini.
Anggota DPRD Padang dari PDIP, Albert Hendra Lukman menambahkan terkait seringnya banjir di kawasan RSUD dr Rasidin bukanlah hal baru. ”Kawasan itu rawan banjir, mengapa tidak dirancang dengan baik. Seperti dibangun lebih tinggi dan perbaikan drainase di sekitar kawasan tersebut, ” ujarnya.(w/ek/rpg/ade)