UMRAH

Kemenag Minta PPIU Tidak Membuka dan Menerima Paket Umrah

Nasional | Senin, 09 Maret 2020 - 16:04 WIB

Kemenag Minta PPIU Tidak Membuka dan Menerima Paket Umrah
MENUNGGU KEPASTIAN: Ratusan jamaah umrah di Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo menunggu kepastian keberangkatan di Tanah Suci, Kamis (27/2). (DIPTA WAHYU/JAWA POS)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Hingga saat ini belum ada kejelasan kapan penerbangan umrah dibuka kembali oleh Arab Saudi. Kementerian Agama (Kemenag) pun meminta penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) untuk tidak membuka dan menerima pendaftaran paket umrah.

Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kemenag Arfi Hatim mengatakan, ada sejumlah pertimbangan sehingga PPIU disarankan tidak membuka dan menerima dulu pendaftaran paket umrah. Salah satunya, belum ada kepastian penerbangan umrah dibuka kembali. ”PPIU juga harus mengatur ulang terlebih dahulu dan fokus keberangkatan jamaah yang terdampak kebijakan Saudi,’’ katanya di Jakarta kemarin.


Dia berharap travel umrah menyiapkan skema penjadwalan ulang keberangkatan umrah sembari menunggu kepastian pembukaan penerbangan umrah. Kemenag mendorong PPIU untuk melakukan penjadwalan ulang.

Sementara itu, proses refund hanya berlaku untuk visa umrah sebagaimana kebijakan dari pemerintah Saudi. ”Selain visa, komponen biaya umrah itu kan, antara lain, mencakup transportasi udara dan darat, akomodasi, konsumsi, manasik, dan perlengkapan,” jelasnya.

Jamaah diminta bersabar menunggu update informasi dari Saudi. Penjadwalan ulang, kata dia, baru bisa dilakukan setelah keluar kepastian pencabutan larangan penerbangan umrah.

Sementara itu, salah satu PPIU yang sudah mempunyai jadwal keberangkatan umrah pada Maret ini adalah Patuna. Direktur Utama Patuna Syam Resfiadi mengatakan, ada sekitar 600 jamaah yang sudah dibayarkan uang paket umrahnya kepada pihak-pihak terkait. Mulai penerbangan, hotel, transportasi darat di Saudi, hingga katering.

Dari jumlah tersebut, dia mengatakan, 17 orang dipastikan meminta pembatalan atau refund. ’’Karena terkait izin cuti,’’ katanya.

Syam mengungkapkan, akibat pembatalan itu, sangat mungkin biaya umrah tidak kembali 100 persen. Pada brosur pendaftaran ada ketentuan biaya pembatalan USD 500 per jamaah.

Secara umum, lanjut Syam, jamaah yang sudah memiliki jadwal umrah memilih penjadwalan ulang. Di sisi lain, jika jamaah meminta pengembalian uang, cash flow perusahaan bisa terpengaruh. Menurut Syam, dalam kondisi tertentu, Patuna tidak punya kendala dengan cash flow tersebut. Namun, belum tentu perusahaan travel umrah lainnya memiliki kemampuan cash flow yang kuat.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook