Pemeriksaan kepada pengunjung di markas kepolisian, katanya, memiliki standar operasional prosedur (SOP) tersendiri. Setiap pengunjung yang baru datang, diperiksa dari jarak jauh. Pengunjung akan diminta untuk memperlihatkan barang bawaannya dari jarak beberapa meter.

“Ini semata-mata untuk mengurangi risiko, supaya tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,” ujar Sunarto.

Selain memperketat pengamanan di markas kepolisian, pengamanan di tempat ibadah, khususunya di gereja, terus ditingkatkan.

“Kapolda menginstruksikan memperkuat pengamanan di tempat-tempat ibadah. Khususnya di gereja-gereja dengan melibatkan anggota Brimob Polda Riau,” ungkap Sunarto.

Dalam hal ini, pihak kepolisian tidak bekerja sendiri. Pihak internal dari pengelola gereja juga dilibatkan. Tak hanya itu, masyarakat lainnya juga diminta untuk terlibat aktif untuk mencegah aksi teror ini. “Pemuda gereja, pemuda masjid misalnya, kita minta untuk berpartisipasi,” sebutnya.

Sejak Ahad (13/5), katanya, pengamanan di gereja sudah dilakukan. Sterilisasi terhadap bangunan gereja telah dilakukan. Kemudian, personel kepolisian terus aktif untuk melakukan patroli di tempat-tempat keramaian, yang bisa saja menjadi target teroris ini. Oleh karena itu, Sunarto meminta masyarakat untuk terus waspada. Terutama waspada terhadap orang-orang yang dinilai mencurigakan.

“Tingkatkan kewaspadaan kepada orang-orang yang mencurigakan. Kita juga tingkatkan koordinasi dengan instansi lainnya,” sebut dia.

Polresta Pekanbaru juga memberlakukan pengamanan dan pemeriksaan ekstra ketat terhadap pengunjung. Suasana gerbang masuk yang bertuliskan “Selamat Jalan Sukses Selalu” di Mapolresta Pekanbaru itu bahkan tak terlihat seperti biasa karena dijaga para personel bersenjata lengkap. Setiap orang yang membawa tas seluruhnya dilakukan pemeriksaan oleh petugas.