Empat terduga teroris itu bertolak dari Sukabumi. Mereka berangkat menggunakan kendaraan roda empat bernomor polisi F 1614 UZ. ”Dibuntuti petugas sejak dari wilayah Sukabumi,” imbuh jenderal polisi bintang dua itu. Rupanya gerak-gerik petugas berhasil dibaca oleh para terduga teroris tersebut. Mereka pun berusaha melarikan diri dengan masuk ke Terminal Pasir Hayam.
Lantaran tidak ingin target lepas, petugas meneruskan pengejaran. ”Namun saat akan diberhentikan oleh petugas, keempat terduga teroris itu mencoba melawan,” terangnya.
Salah seorang terduga teroris mengacungkan senjata api. Merespons gerakan tersebut, petugas langsung memberondong dengan sejumlah tembakan. ”Keempat terduga teroris tertembak karena melakukan perlawanan,” ujarnya.
Dari laporan yang diterima, penangkapan empat terduga teroris itu berlangsung mulai sekitar pukul 02.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 04.30 WIB. Jenazah empat terduga teroris itu lantas dibawa ke RS Polri di Kramat Jati, Jakarta Timur. Selain kendaraan roda empat yang sudah diamankan, petugas turut mengamankan sejumlah barang bukti. Mulai kartu identitas para terduga teroris sampai senjata api.
Khusus senjata api, Setyo menyebutkan bahwa para terduga teroris tersebut membawa dua revolver dengan delapan peluru. Selain itu, mereka juga membekali diri dengan senjata berbentuk panah yang sudah dibuat sedemikian rupa.
”Kalau ditembakan bisa meledak,” kata dia.
Semua senjata itu akan digunakan dalam serangan yang sudah direncanakan para terduga teroris.
”Dengan cara hit and run,” tambahnya.
Pascabaku tembak dengan empat terduga teroris di Cianjur, Densus 88 Antiteror kembali bergerak. Mereka mengamankan dua terduga teroris. Yakni G dan M. G ditangkap di Sukabumi, sedangkan M di Bekasi. Keduanya masih diperiksa. Pengejaran terhadap sejumlah terduga teroris lain masih terus dilakukan.
Langkah itu diambil lantaran Polri mendeteksi sejumlah sel tidur teroris yang mulai bangkit. Namun demikian, Setyo belum bisa menyampaikan secara detail.(syn/oki/jpg)