Warung milik pria yang akrab dipanggil Udin itu berlokasi hanya sekitar 100 meter dari titik pengeboman. Persisnya di sebelah barat pos sekuriti yang hancur lebur. Saat terjadi ledakan, dia gemetar. Karena itu, dia memilih tak menolong para korban. Yang dia lakukan hanya berteriak dan berjalan di sekitar warung miliknya. ”Nggak berani saya,” ujarnya.
Di bagian lain, Dita mengendarai mobil Toyota Avanza hitam bersama Puji, Fadhila, dan Famela. Mereka menyusuri Jalan Diponegoro. Dita lantas menurunkan anak dan istrinya di dekat GKI. Terjadilah pengeboman sekitar pukul 07.30, dengan cara yang cukup dramatis dan sempat terekam CCTV.
Begitu memasuki halaman GKI, tiga pelaku dihadang seorang petugas keamanan. Satpam yang kemudian diketahui bernama Yesaya itu menarik pelaku yang paling dewasa. Mengetahui hal tersebut, pelaku sontak mengaktifkan dua bom yang diletakkan di perut dua anak itu.
Bom pertama meledak di anak paling tua. Menyusul, ke anak terakhir yang dibawa pelaku paling dewasa tersebut. Untung, aksi Yesaya berhasil menggagalkan pengaktifan bom yang berada di perut pelaku yang paling dewasa. Namun, pelaku paling dewasa juga meninggal akibat pengeboman yang dilakukan. Sebab, dia terkena serpihan bom yang diaktifkan sebelumnya. Sementara itu, keadaan Yesaya kritis. Dia langsung dilarikan ke rumah sakit. Satu bom yang lain kemudian di-disposal petugas Gegana.
Seorang jemaat GKI Diponegoro Izak Rahayaan mengisahkan, ledakan pertama terjadi lima menit sebelum kebaktian dimulai. Saat itu ruang jemaat sudah hampir penuh. Beberapa jemaat yang datang juga telah khusyuk berdoa. Kebaktian sesi kedua dimulai tepat pukul 08.00 WIB.
”Namun, setelah itu berubah menjadi kepanikan saat ledakan pertama terdengar,” jelasnya.
Izak yang saat itu duduk di bangku bagian belakang mendengar cukup kencang suara ledakan. Selang satu menit setelah ledakan pertama, ledakan kedua terdengar. ”Tapi, suaranya masih kencang ledakan pertama,” jelasnya.
Setelah ledakan kedua terjadi, banyak jemaat yang sudah ada di dalam ruangan yang berhamburan keluar. Saat jemaat berhamburan keluar, ledakan ketiga terjadi. Suaranya tidak kencang. Izak mengetahui sendiri ledakan itu. Yakni, saat dia keluar dari area dalam gereja. Ledakan tersebut berasal dari salah seorang yang sebelumnya tertelungkup di area parkir.