Sekrearis Mapala Unand Ditemukan setelah 10 Hari Hilang

Nasional | Selasa, 08 Oktober 2013 - 18:53 WIB

Sekrearis Mapala Unand Ditemukan setelah 10 Hari Hilang
Tim SAR saat evakuasi korban terakhir dari Mapala Unand Aidil Akbar Walsya setelah 10 hari hilang. Foto: Padang Ekspres/RPG

PADANG (RP) - Akhirnya, berkat kekuasaan Allah SWT lah, jasad Aidil Akbar Walsya ber­hasil ditemukan di tengah kuman­dang azan Shalat Zuhur, kemarin (7/10). Ja­sad Aidil ditemukan tertelungkup da­lam dinginnya pasir tepi banda bakali, tepatnya sekitar 100 meter arah hulu jembatan Siteba, Nanggalo. 

Rasa haru menyelimuti RSUP M Djamil Padang, pu­kul 14.00. Orangtua Ai­dil, Wismar terlihat terdu­duk di bangku luar ruang otopsi. Reka, pa­man Aidil, bolak-balik dengan hand­phone tak le­pas dari telinga­nya. Bebe­ra­pa rekan Aidil, ber­diri ter­ma­ngu menanti pro­ses otopsi se­lesai. Se­muanya larut dalam ke­se­di­han.

Wis­mar mengenakan kaos kuning ber­kerah dipadu celana panjang abu-abu, h­a­nya bisa pasrah menerima musibah me­nimpa anak tersayangnya. “Saya ikh­las, dan percaya pada Tuhan. Ini me­ru­pakan garis tangan, dan ini tentu­nya su­d­ah jalan terbaik,” ungkap Wismar ketika Padang Ekspres (Riau Pos Group) berbin­cang-bincang dengannya.


Selama perbincangan, Wis­mar berupaya tabah mene­rima kenyataan ini. Namun Wismar tetaplah manusia biasa, dia tetap saja tak bisa menyimpan kese­dihan. Matanya berkaca-kaca, wa­jahnya sabak seperti ber­ta­rung melawan tangis.

Tampak bibirnya bergetar se­perti melafaskan sesuatu tak ter­tahankan. Terlihat, ia meng­gu­­mam­kan kalimat,  “Allah….Allah…Allah…!” ber­kali-kali. Tak lama, dia menaruh ke­dua tangannya di kepala sem­bari menutup matanya. Namun Wis­mar kembali menutupi ke­pe­rihan, tatkala Reka mengh­am­pi­rinya. Keduanya terlihat mem­bicarakan prosesi selanjutnya, termasuk prosesi pemakaman Aidil.

Di tengah-tengah menunggu otop­si, beberapa rekan Aidil ber­bincang-bincang perihal ke­baikan sang sekretaris Mapala itu. “Aidil sosok yang baik, beliau me­­milih jurusan Ekonomi un­tuk menumbuhkan ekonomi kam­pungnya,” ungkap salah seorang pemuda tersebut.

Pemuda lain mengatakan, Aidil sosok pendiam. Namun ja­ngan sekali-kali mengusiknya, ka­rena Aidil begitu kritis dan bi­jak dalam bertindak. “Saya per­nah sekali tertegun saat ber­debat de­ngan beliau, semua jurus telah saya keluarkan dalam berdebat. Na­mun Aidil, juga punya segu­dang jurus membuat saya tidak lagi bisa bicara,” ungkapnya.

Angga, salah seorang teman de­kat korban, juga memiliki pan­dangan sendiri terhadap re­kan satu jurusannya ini. “Aidil satu-satunya mahasiswa Akun­tan­si angkatan 2011 Unand yang bergabung dan menjadi anggota Ma­pala. Di Mapala, Aidil juga ter­golong rajin, serta banyak pres­tasi di kampus,” ujar Angga.

Dua hari sebelum hanyut, me­nurut Angga, Aidil duduk di de­pan dan tidur saat perkuliahan ber­langsung. Padahal, Aidil ja­rang duduk di depan saat belajar di kampus, dan tidak pernah ti­dur saat kuliah. ”Dua minggu se­belum tragedi itu, Aidil sempat ber­gurau dan membalas SMS saya, bahwa dia saat itu sedang berada di bawah pohon kayu. Sebelumnya, beliau tidak pernah bercanda,” jelas Angga.

Di tengah penantian proses otop­si selesai, seorang pria ber­sorban menghampiri Pa­dang Ekspres, ia bertanya, “siapa yang meninggal?” Padang Ekspres pun menceritakan insiden Aidil dari awal hingga ditemukan.  

Pria itu terdiam sejenak, se­jurus kemudian membacakan se­carik hadist dari Uqbah ibn Amir, bahwa Rasulullah SAW ber­sabda. “Ada lima perkara, ba­rangsiapa mati karena lima per­kara tersebut, maka ia terhi­tung mati syahid. Kelima perkara itu adalah orang yang terbunuh fii sabilillah, orang mati tenggelam, orang mati kare­na penyakit pe­rut, orang mati ka­rena wabah ko­l­era, dan wanita ma­ti karena me­lahirkan termasuk sya­hid fii sa­bilillah,” papar pria ber­sorban me­ngaku ingin melihat sa­ha­batnya tengah sakit.

Sebelum berlalu, pria itu me­ngatakan beruntunglah Aidil, ka­rena termasuk salah satu dari lima perkara manusia dijanjikan Tu­han mati dalam keadaan sya­hid itu. ”Subhanallah…. To­long kabari kepada keluar­ganya, ber­bahagialah, anaknya me­ninggal d­a­lam keadaan sya­hid,” ujar pria itu sambil berpamitan. (cr2/y)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook