VIRUS CORONA

Penderita Kumorbit Ekstra Hati-Hatiterhadap Covid-19

Nasional | Minggu, 08 Maret 2020 - 09:19 WIB

Penderita Kumorbit Ekstra Hati-Hatiterhadap Covid-19
Achmad Yurianto (Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Para pasien Covid-19 menjalani perawatan dengan standar perawatan influenza. Isolasi terhadap mereka hanya berfungsi untuk mencegah penyebaran, bukan untuk menyembuhkan. Penyembuhannya sendiri adalah melalui penguatan imunitas. Untuk itu, kumorbit harus ekstrahati-hati terkait penularan Covid-19.

Kumorbit adalah penyakit kronis yang diderita dalam jangka waktu lama dan menurunkan tingkat ketahanan tubuh. Seperti jantung, diabetes, atau paru obstruksi menahun semacam asma dan bronchitis kronis. Juga TBC atau hipertensi. Orang-orang tersebut memiliki basis daya tahan tubuh yang lemah sejak awal. Mereka bisa berasal dari kalangan manapun dan usia berapapun.


"Maka akan terlalu besar risikonya manakala dia harus terinfeksi Covid-19,’’ ujar Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, Sabtu (7/3). Yuri memberikan catatan mengenai penularan Covid-19.

"Virus ini ada di orang, bukan wilayah. Karena virus ini nggak mungkin hidup di luar orang,’" tegasnya.  

Karena itu, menjadi penting untuk mengawasi orang yang positif Covid-19. Dia adalah sumber penularan. Maka, orang-orang yang pernah kontak dengannya harus dicari. Karena dia berpotensi jadi sumber penularan berikutnya bila positif.

Terkait kondisi keempat kasus corona di Indonesia. Para pasien terus membaik, meskipun SARS-Cov-2 masih bersarang di saluruan pernafasan mereka. Yurianto menyampaikan sejumlah hal terkait perkembangan kondisi kasus 1, 2, 3, dan 4. Untuk kasus 1 dan 2, spesimennya sudah diambil Jumat (6/3) lalu. "Setahu saya hasilnya masih positif, tapi klinisnya sudah semakin baik," terang Yuri.

Artinya, SARS-Cov-2 memang masih ada di tubuh. Namun, kondisi kesehatannya semakin membaik. Keduanya sudah tidak memiliki keluhan apapun. Meskipun demikian, mereka akan terus dipantau perkembangannya dan menjalani uji virus. "Kalau (dua kali pemeriksaan) negatif pasti akan dipulangkan," lanjutnya.

Sementara, kasus 3 dan 4 kondisinya tidak jauh berbeda. Saat dinyatakan positif Covid-19, kondisi klinis mereka adalah influenza, namun bukan yang berat. Kini, kondisinya klinisnya terus membaik. Sudah tidak lagi demam. Pileknya sudah tidak terlalu parah, dan batuk juga sudah berkurang.

Mereka akan menjalani uji virus lagi pada hari kelima yang jatuh besok (9/3). Sebagaimana kasus 1 dan 2 serta semua kasus positif di seluruh dunia, standarnya adalah dua kali pemeriksaan. Bila dalam dua kali pemeriksaan hasilnya negatif trus, mereka akan dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang.

Sementara itu, hingga kemarin jumlah suspect masih tetap 11 orang. 5 orang di RSPI, 1 di RS Persahabatan, dan 1 lagi di Bandung. Selebihnya, Yuri menolak untuk mempublikasikan lokasi perawatan empat orang lainnya. Kemudian, pasien dalam perawatan berjumlah 227 orang yang tersebar di berbagai provinsi.

Untuk orang dalam pemantauan, Yuri menyatakan tidak memiliki datanya. Karena jumlahnya akan terus bertambah setiap hari seiring masuknya WNA ke Indonesia atau WNI yang baru pulang dari negara-negara yang punya kasus positif Covid-19. Datanya ada di Ditjen Imigrasi.

Perlakuan terhadap suspect lebih intens dibandingkan pasien yang positif. Karena mereka akan menjalani uji virus berkali-kali sampai ada kepastian positif atau negatif. "Saya sudah mencontohkan Vietnam, itu tujuh kali pemeriksaan baru positif," tutur Sekretaris Ditjen P2P Kementerian Kesehatan itu.

Sedangkan yang positif, perlakuannya hampir mirip seperti PDP. Mereka dirawat sampai flunya sembuh. Bedanya, pasien positif Covid-19 diisolasi sampai virusnya benar-benar hilang. Bila sudah tidak ada flu, namun virusnya masih ada, mereka tidak akan dinyatakan sembuh.

Kemudian, yang membedakan lagi, kasus 1-4 diantisipasi penularannya dengan menghubungi semua orang yang pernah kontak dengan mereka. Khususnya yang kontak dekat sejak mereka mulai mengalami gejala flu. Kepolisian dan BIN dikerahkan untuk menelusuri alamat mereka. Bila ada gejala flu akan langsung dirawat.

Selama perawatan itu mereka akan diwawancarai tentang seberapa dekat interaksi dengan kasus 1-4. Bila hasil wawancara menunjukkan mereka berisiko tertular, maka akan dinyatakan sebagai suspect. Semua protokol itu dilakukan untuk mencegah penyebaran.

Di luar itu, semua protokol pencegahan sesuai standar WHO dilakukan. Pemerintah sudah membatasi kedatangan semua orang yang berasal dari beberapa kota di Iran, Italia, dan Korea Selatan. Yakni, Teheran, Qom, dan Gilan (Iran); Lombardi, Veneto, Emilia Romagna, Marche dan Piedmont (Italia); Kota Daegu dan Provinsi Gyeongsangbuk-do (Korea Selatan).

Semua orang yang tinggal di daerah-daerah itu untuk sementara dilarang masuk ke Indonesia. Termasuk di dalamnya WNI yang tinggal di daerah-daerah itu. Di luar daerah-daerah itu, mereka yang datang dari Italia, Korsel, dan Iran boleh masuk. Asalkan mereka membawa sertifikat bebas Covid-19 yang dikeluarkan otoritas kesehatan negara masing-masing.

Sertifikat kesehatan itu adalah syarat untuk mendarat di Indonesia. Menjelang melewati pos imigrasi, mereka akan tetap menjalani prosedur pemeriksaan standar. Juga menjadi orang dalam pemantauan (ODP) karena datang dari negara yang sedang terjadi penularan.

Perkembangan Observasi ABK
Para ABK dari dua kapal, yakni World Dream dan Diamond Princess masih menjalani observasi di Pulau Sebaru Kecil. Per hari ini, ABK World dream memasuki hari ke-9 observasi di Sebaru. Semua hasil tes virus mereka dinyatakan negatif. Observasi dilakukan untuk memastikan tidak ada kasus baru.

Observasi di Pulau Sebaru Kecil adalah masa 14 hari kedua. Pada 14 hari pertama, mereka berada di kapal dan sudah menjalani pemeriksaan di Hongkong maupun di klinik yang ada di kapal. Seluruhnya, 188 orang itu, negatif Covid-19 sebelum dipindah ke KRI Soeharso. Observasi kali ini adalah untuk mengantisipasi kemungkinan second wave Covid-19 yang gejalanya minim.

Saat di KRI Soeharso, mereka menjalani tes ulang ditambah tes darah. Spesimennya dikirim ke Jakarta. "Alhamdulillah hasilnya seluruhnya negatif, pemeriksaan darah juga dalam batas normal," ujar Yuri. Setelah dipastikan normal itulah mereka bisa didaratkan ke pulau Sebaru Kecil. Mereka dilayani 35 tenaga kesehatan gabungan yang dipimpin oleh tim RS Persahabatan.

Mereka menyiapan ICU mini dan UGD di pulau Sebaru Kecil untuk mengantisipasi keadaan darurat. Pemerintah menyiapkan sejumlah dokter spesialis di Pulau Sebaru Kecil. Seperti spesialis paru, penyakit dalam, jantung, anastesi, hingga patologi klinik beserta peralatan pendukung. Juga ditambah tim kesehatan TNI. Yakni Batalyon Kesehatan Marinir dan Kostrad.

Untuk ABK Diamod Princess, perlakuannya lebih khusus karena menjadi episentrum baru. 9 dari 78 ABK WNI dipindahkan ke RS di Jepang karena positif Covid-19. Menjelang 14 hari, pemerintah melakukan negosiasi untuk memulangkan 69 ABK di tengah negosiasi, satu orang yang tadinya positif Covid-19 dinyatakan sembuh. Dia ikut dipulangkan.

Rupanya, ada satu ABK yang menolak dipulangkan. Alasannya, dia adalah bagian tim inti yang menjalankan mesin kapal untuk kembali ke pangkalan di Seattle, Amerika Serikat. Akhirnya, yang dipulangkan tetap 69 orang via Bandara Kertajati.

Setelah mendarat, mereka semua menjalani uji virus kembali. 68 dinyatakan negatif Covid-19. Meraka dan 188 ABK World Dream akan menjalani uji virus lagi di hari ke-14. Bila hasilnya negatif, mereka boleh pulang.

Sementara, 1 dari 69 ABK Diamond Princess terpaksa dipindahkan ke RS Persahabatan di Jakarta. Dia bukan ABK yang baru sembuh. "Kami curigai dia tidak negatif, tapi belum bisa dikatakan positif (Covid-19)," tutur Yuri.

Setelah beberapa kali pengambilan sampel secara berulang, akhirnya dia diputuskan menjadi suspect.

Kemudian, dari 8 orang yang tersisa di Jepang, 3 di antaranya sudah kembali ke Indonesia. Mereka tidak akan langsung pulang ke daerah asal. Melainkan diobservasi selama 14 hari ke depan di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Kemenkes di Cikarang.

Di sisi lain, sejumlah daerah juga sudah melaksanakan protokol seperti yang dilakukan pemerintah pusat. Salah satunya yang dilakukan Pemprov Maluku Utara. Sejumlah perusahaan tambang di provinsi tersebut memiliki pekerja asal Cina. Mereka sempat pulang saat Imlek dan masuk ke Indonesia sebelum penerbangan ditutup.

Pemprov pun langsung melaksanakan karantina bekerja sama dengan perusahaan yang mempekerjakan mereka. Para pekerja Cina itu dipisah dari pekerja lain dan dikarantina selama 14 hari. Mereka diobservasi di sarana yang disiapkan oleh perusahaan. Observasi dilakukan oleh Diskes setempat.

Kegiatan serupa dilaksanakan di tempat-tempat lain. Misalnya di pabrik semen di Lhoknga, Aceh, di mana terdapat 28 pekerja asal Cina. Pada awal Februari lalu dilaksanakan karantina terhadap mereka. Setelah 14 hari karantinda dan hasil tes menyatakan negatif Covid-19. Mereka boleh bekerja lagi.

Demikian pula para mahasiswa asal NTT yang kuliah di Cina namun di luar Wuhan. Mereka kembali ke tanah air, dan kemudian oleh dinas kesehatan provinsi mereka dikarantina untuk memastikan tidak ada virus yang dibawa. Setelah 14 hari dan dinyatakan negatif, mereka dipulangkan.

Antisipasi di Segala Lini   
Pengetatan di pintu masuk negara dianggap penting untuk mencegah Covid-19. Bandara salah satu pintuk masuk tersebut. Untuk itu pengawasan harus terus dilakukan. Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto menyatakan bahwa pemantauan secara langsung diperlukan.

Novie memastikan, pengisian health alert card (HAC) dilakukan oleh penumpang secara benar dan proses pemeriksaan menggunakan thermal scanner terus dioptimalkan. "Saya juga sudah mengecek sendiri seluruh peralatan bekerja dengan baik. Kami rasa semua sudah mencukupi," tambah Novie.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara juga meminta maskapai untuk memastikan setiap penumpang mengisi HAC secara benar dan menyerahkan kartu kewaspadaan kesehatan tersebut kepada petugas. Selain itu meminta kru maskapai memeriksa sertifikat kesehatan terhadap penumpang yang akan melakukan perjalanan dari Italia, Korea Selatan, dan Iran pada saat check in. 

Otoritas penerbangan pun mendukung langkah informasi Covid-19 kepada calon penumpang. PT Angkasa Pura II telah menyiapkan layanan Contact Center Airport 138 guna menjadi pusat informasi terkini kepada masyarakat mengenai pengaruh corona (Covid-19) terhadap perjalanan traveler. Layanan contact center tersebut diluncurkan kemarin.

President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan melalui Contact Center Airport 138 diharapkan traveler dapat mengetahui informasi secara jelas mengenai Covid-19. (byu/lyn/mia/agf/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook