RUMAH AGEN TUAK TERBAKAR

Pemadam Tak Datang, Api Disiram Pakai Tuak

Nasional | Jumat, 07 September 2012 - 14:48 WIB

Pemadam Tak Datang, Api Disiram Pakai Tuak
Satu unit rumah terbakar dan dan dua sepedamotor, beserta barang berharga lainnya dilalap sijago merah di Jalinsum Simpang Siatasan Tiga Dolok, Kamis (6/9). (Foto:DHEV FRETES BAKKARA)

Riau Pos Online - Mungkin terinspirasi dengan istilah ''tak ada kayu rotan pun jadi'' warga tanpa menunggu bantuan pemadam kebakaran, memanfaatkan tuak guna memadamkan api yang menghanguskan rumah juragan tuak. ''Padahal pihak pemadam kebakaran sudah ditelepon, namun tidak juga datang,'' ungkap warga yang ditemui di lokasi kebakaran.

Rumah milik agen tuak Nahason Sijabat (60), warga Simpang Siatasan, Nagori Tiga Dolok, Kecamatan Dolok Panribuan, Simalungun, hangus dilalap api, Kamis (6/9), pukul 05.45 WIB. Api dengan cepat menghanguskan rumah tersebut tanpa ada bantuan dari pemadam kebakaran. Warga pun terpaksa menyiramkan tuak ke kobaran api untuk memadamkan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Informasi dihimpun Metro (Riau Pos Grup), diduga api berasal dari lampu teplok milik korban yang terjatuh saat dinyalakan di ruang tamu. Kemudian api langsung menyambar kasur milik korban yang sempat digunakan untuk tidur oleh anaknya di ruangan tersebut. Akibatnya sejumlah surat-surat berharga termasuk surat tanah, BPKB, uang tunai Rp50 juta dari modal usaha tuaknya, dua unit sepedamotor Suzuki Smash dan Honda Revo miliknya turut hangus dilalap api.

Nahason Sijabat, ditemui Metro menyebutkan, malam sebelum kejadian kondisi listrik PLN tengah padam untuk kawasan Tiga Dolok dan sekitarnya, karena sebuah pohon besar menimpa kabel listrik. ”Sejak malam sebelum kejadian listrik sudah padam dan ini sudah sering sekali terjadi di kawasan Tiga Dolok ini,” katanya.

Kemudian korban menyalakan lampu teplok untuk penerangan rumahnya. Sementara anak dan istrinya tertidur di ruang tamu. Bahkan malam itu korban tidak memiliki firasat buruk akan menimpa keluarganya. ”Sewaktu kunyalakan lampu teplok itu, istri dan anakku tidur di ruang tamu karena di kamar gelap. Makanya kami sekeluarga tidur di ruang tamu, bahkan saya sendiri tidak ada curiga dengan lampu teplok itu,” katanya.

Keesokan harinya, Kamis (6/9), sekira pukul 05.40 WIB korban keluar dari rumahnya untuk memanaskan mobilnya, sementara istri dan anaknya sudah terbangun dan berniat menuju kediaman tetangganya untuk mengambil air sumur. Tak lama kemudian korban melihat api menyala di sekitar pintu ruang tamunya. ”Ketika saya sudah mulai menghidupkan truk colt diesel, saya melihat api dari dalam rumah,” katanya.

Selanjutnya dia menuju ruang tamu dan melihat api sudah mulai membesar di ruang tamunya, sementara keluarganya sudah berada di luar rumah. ”Api itu besar sekali, bahkan saya sendiri takut melihatnya. Padahal saya berniat untuk menyelamatkan beberapa harta benda saya dan surat-surat berharga. Bahkan uang Rp50 juta yang saya simpan di kotak di samping kamar juga tak sempat saya selamatkan,” katanya berurai air mata.

Bahkan api sempat melahap semua bagian rumah selama satu jam lamanya, hingga seluruh bagian rumah korban hangus. Sementara ratusan warga sekitar yang menyaksikan kondisi itu langsung membantu memadamkan api yang sudah membumbung tingi hingga ke atap rumah korban. ”Warga juga banyak membantu saat api membesar, padahal saat itu saya sendiri sudah lemas melihat rumah saya dilalap api,” katanya.

Warga yang panik langsung menyirami rumah korban dengan air seadanya. Bahkan satu galon besar tuak sekitar dua ratus liter ini juga sempat disiramkan warga untuk memadamkan api. Sementara sebagian lagi menyiram api dengan pasir yang ada di depan rumah korban. ”Bermacam-macam cara warga memadamkan api, ada yang pakai air, pakai tuak, ada juga yang pakai pasir. Soalnya pemadam tidak datang walau sudah ditelepon,” katanya.

Usai membakar seluruh isi rumah, api mulai mengecil dan warga terus memadamkan api tersebut. Sementara uang berikut surat-surat berharganya dan dua unit sepedamotor juga hangus dilalap api. ”Tak ada yang bisa diselamatkan, termasuk dua kreta dan surat-surat berharga. Padahal uang Rp50 juta itu adalah modal usaha saya,” katanya.

Minta PLN Tanggung Jawab

Sementara korban menuding pihak PT PLN Persero Cabang Tiga Dolok merupakan pemicu awal terbakarnya rumahnya. Sebab dampak dari padamnya listrik di kawasan Tiga Dolok menyebabkan korban menggunakan lampu teplok untuk penerangan. ”Harusnya PLN Tiga Dolok bertanggung jawab atas kebakaran ini. Soalnya mereka sering sekali memadamkan listrik di kampung kami. Karena kondisi ini kami lantas menghidupkan lampu teplok untuk penerangan, tetapi inilah yang menjadi penyebab rumah kami terbakar,” katanya.

Terpisah, J Sihombing, staf pengawas PT PLN Persero Cabang Tiga Dolok yang ditemui METRO mengatakan, penyebab padamnya listrik di kawasan Tiga Dolok kerena sebuah pohon mahoni pinggir jalan yang tumbang dan menyebabkan listrik menjadi terganggu. ”Kami terpaksa memadamkan listrik di kawasan Tiga Dolok, soalnya aliran listriknya terhambat oleh pohon mahoni yang tumbang. Sementara arus listrik ini jika diteruskan akan korslet, bahkan kabel bisa saja terbakar. Namun kami minta maaf pada korban soal kebakaran itu karena semuanya ini tanpa kami sengaja. Namun kami sudah perbaiki jaringan listriknya,” katanya.

Kapolsek Tiga Dolok AKP Wilson Harianja saat ditemui Metro di ruanganya, mengaku sejauh ini pihaknya belum dapat memastikan penyebab kebakaran rumah korban. Namun pihaknya masih menyelidikinya. (mag-02/ms/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook