JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Sianida menjadi perbincangan publik pasca film dokumenter berjudul Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso tayang di Netflix belum lama ini.
Seperti yang kita ketahui, film dokumenter tersebut mengangkat kasus yang melibatkan kopi beracun dengan sianida yang menewaskan Wayan Mirna Salihin beberapa tahun silam.
Dalam kasus tersebut, pengadilan akhirnya memutuskan bahwa Jessica Wongso adalah pelaku dalam pembunuhan sahabatnya, Mirna Salihin yang terjadi di kafe Olivier, Mall Grand Indonesia.
Akibat tuduhan tersebut, kini Jessica Wongso dihukum penjara selama 20 tahun sebagai akibat dari kejadian tragis ini.
Lalu, Apa itu sebenarnya Sianida? Berikut penjelasan fakta mengenai Sianida dikutip dari New York Governance Health pada Jumat (6/10). Sianida adalah senyawa beracun yang dapat ditemukan dalam berbagai sumber baik di alam maupun dalam produk sehari-hari yang kita konsumsi.
Senyawa ini dapat dihasilkan oleh bakteri, jamur dan beberapa jenis alga. Selain itu, Sianida juga dapat ditemukan dalam asap rokok, emisi knalpot kendaraan, serta beberapa jenis makanan seperti bayam, rebung, almond, kacang lima biji buah dan tapioka.
Ragam bentuk dari Sianida
Sianida memiliki beberapa bentuk kimia berbeda, salah satunya adalah hidrogen sianida yang berbentuk cairan berwarna biru pucat atau tidak berwarna pada suhu kamar, dan dapat menjadi gas tidak berwarna pada suhu yang lebih tinggi.
Sianida memiliki bau yang khas, mirip dengan bau almond pahit. Selain itu natrium sianida dan kalium sianida berwujud bubuk putih dan memiliki bau pahit menyerupai almond. Sianogen klorida contohnya adalah gas cair yang tidak berwarna lebih berat daripada udara dan memiliki bau menyengat.
Kegunaan Sianida
Sianida pernah digunakan sebagai senjata kimia di masa lalu, selain itu senyawa yang mengandung sianida digunakan dalam berbagai aplikasi industri termasuk sebagai pestisida, fumigan dalam produksi plastik dan bahkan industri pertambangan.
Dampak Sianida
Dilansir dari ABC News, Dampak Sianida bagi tubuh sangat berbahaya. Sianida dapat dengan cepat masuk ke dalam aliran darah setelah terpapar. Dalam dosis kecil, sianida dalam tubuh dapat diubah menjadi tiosianat yang kurang berbahaya dan dikeluarkan melalui urin.
Dalam jumlah besar, Sianida akan menghambat kemampuan tubuh untuk menggunakan oksigen yang menyebabkan kematian. Bagian tubuh seperti jantung, sistem pernapasan, dan sistem saraf pusat adalah paling rentan terhadap racun sianida dalam dosis besar.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi