JAKARTA (Riaupos.co) – KH Maimun Zubair meninggal di Makkah, Arab Saudi, Selasa (6/8) pagi. Rencananya tokoh Nahdlatul Ulama dan politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu dimakamkan di Makkah.
Wafi Maimun Zubair, putra dari Maimun Zubair, mengatakan bahwa sang ayah akan dimakamkan di Tanah Suci. “Iya benar, dimakamkan di Makkah,” ujar ujar pria yang biasa disapa Gus Wafi itu kepada JawaPos.com, Selasa (6/8). Maimun Zubair yang biasa disapa Mbah Moen meninggal pada usia 90 tahun.
Gus Wafi mengatakan pertimbangan keluarga memakamkan Mbah Moen di Makkah, karena dekat dengan makam istri pertama Rasullullah Muhammad, Siti Khadijah, dan gurunya, Sayyid Muhammad. “Karena dekat dengan Siti Khodijah dengan Sayyid Muhammad gurunya,” katanya.
Pertimbangan lainnya, kata Gus Wafi, pemakaman Mbah Moen di Makkah juga atas permintaan dari Sayyid Ahmad Muhammad Al Maliki (cucu Mbah Moen). “Sayyid Ahmad juga memberikan arahan dimakamkan di Makkah,” ungkap Gus Wafi.
Mbah Moen saat dibawa ke RS dengan Ambulans. (istimewa)
Pemakaman di Makkah juga dibenarkan oleh Abdul Ghafar Rozin selaku staf khusus Presiden Bidang Keagaam Dalam Negeri. “Rencananya disalatkan di Masjidilharam usai Salat jammah Duhur dan dimakamkan di kompleks pemakaiamn Ma’la,” kata Abdul Ghafar Rozin.
Menurut Abdul Ghafar Rozin, dari informasi dari pihak keluarga, Mbah Moen pernah menyampaikan ingin dimakamkan di Ma’la dekat dengan sang gurunya Sayyid Muhammad. “Sekarang baru diikhtiarkan untuk dimakamkan di sana,” tuturnya.
Sekjen PPP Arsul Sani mengatakan, untuk teknis dan pengaturan makam Mbah Moen semuanya bakal dikerjakan pemerintah melalui Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin. “Menag sebagai wakil pemerintahan akan turut mengurusinya,” pungkasnya.
Sekadar informasi, Mbah Moen lahir di Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928. Almarhum meninggal dunia di Makkah, 6 Agustus 2019, dalam usia 90.
Mbah Moen tak hanya dikenal sebagai ulama, almarhum juga tercatat sebagai seorang politikus. Sebelum wafat, aAlmarhum tercatat sebagai Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang. Saat ini Mbah Moen menjabat sebagai Mustasyar PBNU termasuk juga sebagai Ketua Majelis Syariah PPP.
Mbah Moen pernah menjadi anggota DPRD kabupaten Rembang selama 7 tahun. Setelah berakhirnya masa tugas, dia mulai berkonsentrasi mengurus pondoknya yang baru berdiri selama sekitar 7 atau 8 tahun. Mbah Moen tercatat pernah menjadi anggota MPR utusan Jateng selama tiga periode.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwir