JAKARTA (RIAUPOS.CO)- Hingga 2 Februari lalu, warga Karo yang kesehatannya terganggu akibat erupsi Gunung Sinabung tercatat 115.619 orang.
Jumlah itu adalah total pasien rawat jalan yang ditangani pos kesehatan Tanggap Darurat Sinabung sejak September tahun lalu.
Demikian dikatakan Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kemenkes Sri Henni Setiawati, Rabu (5/2). Pihaknya juga mengklasifikasi gangguan kesehatan menjadi tujuh jenis.
ISPA menjadi yang tertinggi dengan jumlah penderita mencapai 73.877 orang. Pihak Kemenkes menjamin ketersediaan obat-obatan maupun tenaga kesehatan bagi para pengungsi Sinabung.
Di tempat yang sama, Sekjen Kemenparekraf Ukus Kuswara mengklarifikasi kekhawatiran sejumlah pihak terhadap potensi kunjungan wisata Sumut pascaletusan Sinabung. Dia memastikan jika tidak ada lokasi wisata di luar Kabupaten Karo yang terpengaruh aktivitas Sinabung.
Menurut dia, hal itu penting untuk diinformasikan karena menyangkut perekonomian warga di sekitar lokasi wisata. Seperti Danau Toba, Bukittinggi, maupun Medan.
Bahkan, pihaknya akan segera membangun pos pengamatan Sinabung yang dikhususkan untuk wisata. Tujuannya, wisatawan yang biasa berkunjung ke Karo tidak lari.
Ukus membantah jika Kemenparekraf dikatakan menjual bencana. Menurut dia, kunjungan wisatawan Karo membuka kesempatan bagi pihaknya untuk menawarkan hasil karya para pengungsi.
‘’Kami memfasilitasi para pengungsi dengan pelatihan kuliner, ekonomi kreatif, fotografi, dan lainnya,’’ ujarnya. Tujuannya, membuka peluang usaha kreatif bagi pengungsi untuk memulihkan perekonomian mereka selama di pengungsian.
Sementara itu, proses pencarian korban awan panas Gunung Sinabung di Desa Sukameriah, Kabupaten Karo, dihentikan kemarin.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melarang tim evakuasi naik ke Sukameriah karena potensi bahaya masih tinggi. Belum bisa dipastikan kapan tim evakuasi bisa kembali mencari korban.
Penghentian tersebut disampaikan Deputi Operasi Basarnas Tatang Zainudin saat paparan di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta kemarin.
Dia menjelaskan, setiap pergerakan tim evakuasi harus terlebih dahulu mendapat persetujuan PVMBG. Sebab, PVMBG merupakan pihak yang paling tahu kondisi Sinabung. Selama PVMBG belum memberi rekomendasi, maka pencarian tidak akan dilakukan.
Tatang menjelaskan, pihaknya belum bisa memastikan berapa jumlah korban awan panas di Sukameriah pada 2 Februari lalu.
“Sampai saat ini, belum ada satu pun warga yang melapor kehilangan keluarga beberapa hari terakhir,” tuturnya. Meski begitu, pihaknya akan tetap naik lagi ke Sukameriah untuk mencari korban lain setelah PVMBG menyatakan aman.(byu/jpnn)