JAKARTA - Kepastian kuota haji 2016 bakan segera diketahui. Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin bakal bertolak ke Arab Saudi memenuhi undangan Menteri Haji Saudi Januari tahun depan. Salah satu pembahasan dalam pertemuan ini adalah urusan kuota dan pelayanan haji.
Lukman menuturkan setelah penyelenggaraan haji 2015 rampung, mereka langsung tancap gas mempersiapkan haji tahun depan. Salah satunya pembahasan awal biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) yang sudah mulai dilakukan. “Selain itu saya juga akan berkoordinasi langsung dengan otoritas di Saudi,” katanya kemarin.
Lukman memaparkan dalam pertemuan itu salah satunya membahas urusan kuota haji Indonesia. dia berharap kuota haji Indonesia tahun depan bisa dipastikan kembali seperti semula. Sebagaimana diketahui kuota tetap jamaah haji Indonesia adalah 211 ribu orang.
Meskipun belum ada kepastian dari pemerintah Saudi, Lukman optimis kuota haji Indonesia bakal kembali ke angka 211 ribu. Diantara indikasinya adalah pemerintah Saudi sudah melansir bahwa proyek renovasi Masjidilharam tuntas sebelum musim haji 2016 dimulai.
Lukman mengatakan selama masa renovasi Masjidilharam itu, kuota haji Indonesia dipangkas hingga 20 persen. Akibatnya kuota haji yang semestinya berjumlah 211 ribu orang susut menjadi 168.800 ribu orang. Pemangkasan ini diputuskan oleh pemerintah Saudi dengan pertimbangan keamanan dan kenyamanan berhaji di tengah proyek renovasi Masjidilharam.
Selain meminta kepastian kuota Indonesia kembali ke angka normal 211 ribu orang, Menag juga bakal menagih rencana penambahan kuota. Sebagaimana diketahui pemerintah Saudi pernah menjanjikan penambahan kuota sebanyak 20 ribu orang. Rencana penambahan kuota ini disampaikan Raja Salman saat menerima kunjungan Presiden Joko Widodo di Jeddah September lalu.
Jika penambahan kuota itu benar-benar terwujud, Lukman mengatakan bisa memangkas panjang antrean. Sebab kuota haji Indonesia bisa meningkat dari kondisi normal 211 ribu orang menjadi 230 ribu orang. Lukman menyampaikan bahwa tahun ini sejatinya Saudi memberikan kuota tambahan 10 ribu kepada Indonesia. Namun pemberian kuota tambahan itu mepet dengan closing date pengurusan visa haji.
Lukman tidak memungkiri bahwa sejak kuota haji Indonesia dipangkas 20 persen pada 2013 lalu, panjang antrian semakin mengular. Sebab jamaah yang berangkat semakin sedikit, sementara jamaah baru yang mendaftar bertambah terus.
Merujuk data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kemenag, antrian paling panjang ada di Kabupaten Waji dan Kabupaten Sidrap (Sulawesi Selatan) hingga 2052 atau 37 tahun lagi. Kemudian disusul Kabupaten Bantaeng (2051) dan Kabupaten Pinrang (2049).
Ketua Komisi VIII Saleh Partaonan Daulay berharap dalam pertemuan itu pemerintah Indonesia tidak hanya berfokus pada urusan kuota saja. Tetapi juga membahas persiapan-persiapan pelayanan teknis lain selama jamaah berada di Saudi.
Diantaranya terkait dengan pembuatan visa dengan regulasi baru berdasarkan sistem e-hajj. Dengan komunikasi yang dilakukan lebih dini, Saleh berharap tidak terjadi gangguan dalam proses penerbitan visa haji seperti musim ini. Seperti diketahui sejumlah jamaah haji sempat tertunda keberangkatannya karena visa haji belum keluar.
Selain itu Saleh berharap pemerintah Indonesia bisa mengkomunikasikan pelayanan saat jamaah berada di Armina. Kemudian juga diplomasi terkait koordinasi keamanan. Dari pantauannya saat inspeksi pelayanan haji, banyak petugas haji resmi dari Indonesia yang tidak mendapatkan perhatian dari petugas atau polisi Saudi. (wan)
Laporan: JPG
Editor: Fopin A Sinaga