JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Juru Bicara Penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan, saat ini penderita corona (Covid-19) di Cina jumlahnya terus menurun. Dari sekitar 90 ribu penderita, sudah sembuh sekitar 55 ribu. Namun, virus tersebut justru semakin meningkat di sejumlah negara.
Misalnya Korea Selatan, Jepang, Iran dan Italia. Selain itu, penyebaran ke negara-negara lain juga terus terjadi. Berdasarkan data yang ada, dalam sehari ada 20 negara yang melaporkan terkena kasus corona.
"Ini artinya bahwa mobilitas penderita dengan Covid-19 di dalam tubuhnya tidak terdeteksi di pintu masuk negara manapun," kata Yuri di Kantor Staf Presiden (KSP) Jakarta, Kamis (5/3).
Dia menjelaskan, selama ini, negara-negara mendeteksi virus Korona terhadap orang-orang yang masuk ke dalam negeri menggunakan theermal scan. Namun, saat ini virus Korona mengalami perubahan. Gejala yang ditimbulkan cenderung semakin ringan.
"Panasnya tidak tinggi, batuknya juga tidak terlalu kelihatan sekali. Bahkan dari beberapa laporan yang kita terima ada asymthomatis atau tidak menunjukan gejala," imbuhnya.
Pada kondisi ini, virus yang masuk ke dalam tubuh tidak beranak. Sehingga gejala yang timbul tidak parah. Berbeda ketika virus tersebut berkembang biak. Maka akam memicu terbentuknya lendir dan merangsang batuk.
"Batuk itu jika saluran nafas atas, tapi begitu masuk di saluran bawah, maka akan terjadi kegagalan pernafasan karena seluruhnya akan dilapisi lendir yang seakan-akan paru-parunya tenggelam," pungkas Yuri.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal