AGAM (RP) - Kepala Kantor PT Pos Indonesia Matur, Deki Erizon, 42, tewas bersimbah darah di ruang tamu rumah dinasnya, Rabu pagi (4/1) sekitar jam 08.00 WIB. Warga Batusangkar, Kabupaten Tanahdatar itu ditemukan pertama kali oleh seorang pekerja PT Pos, Danil Ranta, 24, dalam posisi tertelungkup.
Deki dibunuh diduga karena motif dendam bekas rekan kerjanya berinisial H, 23, yang hingga sore kemarin masih diburu polisi. Kabar terjadinya pembunuhan sadis itu, membuat gempar Agam.
Dari informasi yang berhasil dirangkum Padang Ekspres di TKP, pada pagi sekitar 7.30 WIB sudah banyak tamu yang datang ke kantor Pos dengan tujuan akan mengambil uang pensiun dan keperluan lainnya. Namun, kantor belum dibuka petugas.
Seorang pekerja Pos, Danil Ranta yang datang pagi itu, merasa aneh melihat belum bukanya kantor. ”Kok sudah jam setengah delapan pagi kantor belum juga dibuka, pagar tertutup. Perasaan saya bertambah tidak enak. Lalu saya meloncati pagar kantor,” ujar Danil, sebagaimana ditirukan Bripka Efendi sebagai aparat Babinkantibmas di Nagari Matur Hilia di tempat kejadian peristiwa (TKP), kemarin.
Setelah diketok-ketok pintu depan kantor tersebut, tapi tidak ada sahutan dari dalam kantor. Lalu Danil melangkah ke arah pintu belakang kantor, yang menyatu dengan tempat menginap Deki.
Danil mencoba mengetok pintu. Namun sebelum diketok, saat tangannya menyentuh pintunya langsung terbuka. Danil pun sontak kaget setelah melihat sesosok mayat bersimbah darah di ruangan tamu, dengan posisi tertelungkup.
Spontan Danil berteriak minta tolong, berlari ke arah rumah warga yang berada di dekat kantor Pos dan melapor ke Polsek Matur. ”Mendapat laporan itu, kami langsung ke TKP,” kata Efendi.
Kapolsek Matur AKP S Hutagalung mengatakan, pihaknya sudah melakukan olah TKP bersama tim identifikasi Polres Agam dan dokter dari Puskesmas Matur.
”Di TKP korban mengalami penganiayaan berat sehingga menyebabkan korban meninggal dunia.
Di tenggorokan korban terdapat luka tusuk lebar sekitar 7 centimeter, di leher kanan satu luka tusukan, di leher kiri dua tusukan dengan lebar dua sampai tiga centi meter dan tulang lehernya patah,” kata Kapolsek.
Tidak ada pengrusakan barang-barang dalam ruangan. Brankas uang pun tidak ada bekas dijarah pelaku. Setelah olah TKP, polisi menyimpulkan sementara motif pembunuhan ini adalah dendam. ”Motifnya dendam. Kita sudah mendapatkan identitas pelaku dan saat ini dalam pengejaran ke daerah Sumatera Utara,” ujarnya.
Menurutnya, pelaku diduga orang dekat korban sesama rekan kerja. Pelakunya diperkirakan berinisial H, 23. Peristiwa itu terjadi antara pukul 00.00 sampai pukul 02.00, Rabu (4/1) dini hari.
Pada pukul 12.00 WIB kemarin, korban selesai diidentifikasi dan langsung dibawa ke Puskesmas Matur. Berdasarkan permintaan keluarga, korban tidak diotopsi dan minta agar jasadnya dibawa pulang ke rumah istrinya di Jorong Jambak, Nagari Sianok, Kecamatan Ampekoto, untuk dimakamkan.
Peristiwa pembunuhan sadis itu membuat warga Agam buncah. Tidak henti-hentinya para tetangga mengutuk perbuatan biadab itu. Jenazah korban dimandikan di Jambak di rumah istri, dan dimakamkan di pandam pekuburan keluarga di kampung Dobok Batusangkar. Jenazah korban dibawa dari Jambak sekitar pukul 17.00 ke Batusangkar untuk dimakamkan.
Pembunuhan sadis itu, meninggalkan duka mendalam bagi kerluarga korban. Deki lahir di Dobok Batusangkar 44 tahun silam, meninggalkan seorang istri, Is, 39, dan dua putri; Nabila yang kini duduk di kelas 1 SMP dan Dila, kelas 1 SD. Deki baru bertugas di Kantor Pos Matur sejak 1,5 tahun silam. Sebelumnya, dia bertugas di Kantor Pos Cabang Bukittinggi.
Is terlihat shock melihat suaminya tewas bersimbah darah. Di sela tangisnya, ia selalu mengatakan, ”Apo salah uda. Baa kok sampai mode kooo…,” ratap Is sambil memeluk Dila di pangkuannya. Kerabat Is tampak selalu mendampingi, sambil memberikan semangat agar Is tegar menghadapi cobaan ini.
Eng, 43, kakak ipar Is kepada Padang Ekspres mengatakan, dia mengetahui peristiwa itu ketika pagi kemarin mendapat telepon dari Is yang mengajaknya ke Matur, karena suaminya sudah meninggal dibunuh. Tanpa banyak bertanya, akhirnya dia langsung membawa keluarga yang lain menuju tempat kejadian.
”Sampai di sini (TKP), kami melihat orang sudah ramai dan polisi sudah sibuk mengidentifikasi. Melihat kondisi ini, saya tidak bisa membendung Is dan putrinya yang shock melihat kejadian ini,” ungkap Eng.
Dia mewakili pihak keluarga meminta polisi segera menangkap pelaku. ”Hendaknya polisi secepatnya menangkap pelaku dan menindak pelaku secara hukum,” pinta Eng.
Deki dikenal sosok ramah dan pandai bergaul. Am, warga Matur, mengaku tidak percaya dengan kejadian itu karena Deki dikenal ramah dan sopan dalam pergaulan sehari-hari. ”Dia tidak pernah menyombongkan diri dalam perkataan.
Pelaku pembunuhan ini sangat biadab. Hendaknya pelaku dapat secepatnya ditangkap dan dihukum seberat-beratnya,” tegas Am. (mg7)