DINILAI TERLALU MAHAL

Helikopter Jenis AW 100 untuk VVIP Kepresidenan Batal Dibeli

Nasional | Jumat, 04 Desember 2015 - 02:15 WIB

Helikopter Jenis AW 100 untuk VVIP Kepresidenan Batal Dibeli
Sekretaris Kabinet, Pramono Anung.

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Polemik seputar rencana TNI Angkatan Udara (AU) membeli helikopter VVIP jenis AgustaWestland (AW) 101 akhirnya berakhir, setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan pembatalan pembelian tersebut.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, pembatalan pembelian helikopter VVIP dari pabrikan Italia - Inggris itu disampaikan presiden dalam rapat kabinet terbatas tentang alat utama sistem persenjataan (alutsista). "Setelah mendengar berbagai masukan, presiden tidak menyetujui rencana pembelian (helikopter) AW 101," ujarnya usai rapat di Kantor Presiden Kamis (3/12/2015).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sebagaimana diketahui, TNI AU berencana membeli sembilan unit helikopter AW 101, 3 unit di antaranya akan digunakan untuk angkutan VVIP presiden dan wakil presiden. Namun, rencana tersebut banyak dikritik lantaran tidak memprioritaskan helikopter Super Puma buatan PT Dirgantara Indonesia (DI).

Menurut Pramono, ada dua pertimbangan yang digunakan presiden. Pertama, helikopter VVIP Super Puma yang digunakan untuk kendaraan dinas presiden saat ini masih dalam kondisi bagus. Kedua, harga helikopter AW 101 yang per unitnya sekitar 55 juta dolar AS atau sekitar Rp750 miliar, dinilai terlalu mahal. "Jadi, presiden masih akan menggunakan helikopter yang lama," katanya.

Meski demikian, kata Pramono, ke depan pemerintah tetap memikirkan pengadaan helikopter VVIP sebagai cadangan, mengingat kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan yang membutuhkan mobilitas angkutan udara. "Tapi, presiden akan tetap memprioritaskan produk yang dirakit oleh putra bangsa sendiri," ucapnya.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM Luhut Binsar Panjaitan menambahkan, keputusan pembatalan pembelian helikopter AW 101 sudah dikaji matang. Adapun untuk teknisnya diserahkan kepada TNI AU. "Ini juga bentuk dukungan presiden terhadap produk dalam negeri," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan, rencana pembelian helikopter AW 101 sebenarnya sudah masuk dalam rencana strategis TNI untuk penguatan alutsista. "Namun kalau presiden meminta agar dibatalkan, kami siap," katanya.(owi)

Laporan: JPG

Editor: Fopin A Sinaga









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook