Mahfud: Separatis di Papua Peninggalan Belanda

Nasional | Jumat, 04 Oktober 2019 - 13:40 WIB

Mahfud: Separatis di Papua Peninggalan Belanda
Mahfud MD

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD bersama sejumlah tokoh menemui mantan Wakil Presiden RI Try Sutrisno di kediamannya Wisma Kementerian Pertahanan, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, (3/10). Dalam pertemuan ini dibahas terkait kondisi Papua terkini.

Mahfud mengatakan, masalah di Papua harus diselesaikan secara menyeluruh. Antara keamanan dan kesejahteraan warga harus berjalan seimbang. Karena jika sampai pecah, maka bisa menimbulkan konflik yang membahayakan.


“Pak Try Sutrisno tadi berharap agar kedua-duanya ini dibangun secara seimbang. Demokrasi bisa berjalan, integrasi juga terjaga,” kata Mahfud.

Meski begitu, Mahfud tidak memungkiri kondisi di Papua memang tengah memprihatinkan. Konflik yang awalnya terjadi vertikal kali ini mulai mengarah kepada konflik horizontal. Aspek ini menurut dia yang harus segera dibenahi.

“Kita harus menyelesaikan konflik horizontal bahwa orang Papua dan orang non Papua. Bagaimanapun yang ada di Papua itu adalah saudara sebangsa dan setanah air,” tambahnya.

Di sisi lain, Mahfud menilai, kelompok sparatis di Papua jumlahnya kecil. Masih kalah besar dengan rakyat Papua yang setia kepada bangsa Indonesia. Hanya tinggal bagaimana negara hadir untuk Papua supaya konflik horizontal tak terulang lagi.

“Menyelesaikan Papua harus bijak, karena memang di Papua itu ada benih-benih separatis yang ditinggalkan oleh penjajah Belanda dulu. Mereka yang selalu berushaa menggerogoti kesetiaan nasional saudara-saudara kita di Papua,” tegasnya.

Sementara itu, Try Sutrisno atau biasa di sapa Pak Try meminta kepada seluruh warga Indonesia khususnya di Papua agar senantiasa menciptakan situasi damai dana aman. Dengan begitu, permasalahan yang muncul di Papua bisa diselesaikan secara bertahap.

“Papua banyak sekali masalah, itu yang harus kita bangun bersama. Kesejahteraan rakyat Papua harus terus kita perhatikan, apa yang kurang, apa yang tidak berjalan, semua warga yang  ada di sana agar tenang supaya bisa mengambil tindakan,” ucap Try.

Mantan pendamping Presiden Soeharto itu menilai masalah Papua tidak akan selesai apabila kondisi keamanannya kacau balau. Harus ada ketegasan bahwa Papua bagian dari NKRI. Sedangkan kelompok sparatis hanya sebagian kecil.

Try menjelaskan sejak zaman penjajah, tanah Papua memang selalu diusik oleh penjajah. Upaya menjegal Papua menjadi bagian sah Indonesia terus muncul. Namun, berkat kegigihan pendiri bangsa, Papua dapat dikukuhkan bagian Indonesia. Hal ini yang dianggap perlu dipeetahankan oleh pemerintah saat ini.

“Toh akhirnya kita yang bener, Papua masuk, jadi merdeka dengan NKRI. Jadi sekarang saudara Papua kau sudah merdeka, negaramu adalah NKRI, Sabang sampai Merauke yang letakya strategis, sumber alamnya banyak, kita bersatu padu untuk membangun negara,” pungkasnya.

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook