HARAU (RP) - Kabupaten Limapuluh Kota benar-benar ”negeri swalayan bencana”. Bagaimana tidak, belum kering air mata korban keganasan angin puting-beliung di Jorong Sungai-ipuah dan Jorong Coran, Nagari Sitanang Muaro Lakin, Kecamatan Lareh Sago Halaban. Kemarin, sore, giliran hujan badai menyapu sejumlah kampung di Kecamatan Harau.
Kendati tidak ada korban jiwa, tapi hujan badai yang juga melanda kawasan lain di Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh, membuat ribuan masyarakat menjadi cemas tidak terkira. Apalagi banyak pohon kayu dan baliho berukuran besar yang bertumbangan ke tengah jalan, sehingga menimpa kabel-kabel listrik. Seperti terlihat di sepanjang jalan raya Tanjungpati, Kecamatan Harau.
Di jalan lintas Sumbar-Riau tersebut, puluhan pohon kayu, baliho berukuran besar dan kecil, serta plang merek kantor plus atap rumah penduduk, ampak bertumbangan dan berserakan. Bahkan, baliho besar bergambar bupati Alis Marajo dan Asyirwan Yunus sedang menyerukan pembayaran pajak ikut tumbang. Setelah tumbang, baliho yang terpasang di jalan belum beraspal menuju kantor bupati dan DPRD, terlihat digilas-gilas mobil yang lewat.
Selain baliho bergambar Alis dan Asyirwan, sebuah pohon beringin di samping kantor Dinas Perhubungan terlihat ikut tumbang. Cabang dan ranting pohon beringin itu, menimpa mobil Harau Trans yang parkir di bawahnya. Untung saja mobil jenis angkutan umum yang diketahui milik Si Son, warga Tanjungpati tersebut, tidak terlalu rusak.
Sementara, atap teras kantor DPC Partai Demokrat Limapuluh Kota juga terlihat ikut diterbangkan angin kencang. Namun, kerusakan paling parah akibat hujan badai, sebenarnyua terlihat di kawasan Kandanglamo, Nagari Sarilamak. Di kawasan berpenduduk heterogen tersebut, ada 2 unit rumah masyarakat yang atapnya berterbangan akibat disapu hujan badai dan ditimpa pohon manggis.
Disamping itu, gerobak dorong milik pedagang ayam goreng di simpang Kompi C juga ikut roboh. Kaca gerobak tersebut pecah. Pedagangnya yang bersuku Jawa, ditaksir wali nagari Sarilamak, Budi Febriandi, menderita kerugian sekitar Rp2 juta rupiah. ”Selain gerobak dorong, ada juga 2 rumah yang rusak,” kata Budi Febriandi kepada Padang Ekspres, tadi malam.
Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Kabupaten Limapuluh Kota Firmansyah ketika dihubungi , membenarkan terjadinya kerusakan 2 unit rumah penduduk akibat hujan badai pada Rabu sore. ”Kedua rumah berada di kawasan Kandanglamo,” kata Firmansyah yang turun langsung ke Nagari Sarilamak, untuk menanggulangi dampak hujan badai.
Firmansyah menyebut, kedua rumah yang rusak akibat hujan badai di kawasan Kandanglamo adalah rumah keluarga Ujang, 35, dan rumah keluarga Anwar, 41. Khusus untuk rumah Ujang, seluruh atapnya diterbangkan angin, hanya kuda-kudanya saja yang tersisa. Kondisi ini membuat Ujang beserta 4 jiwa yang menjadi tanggungannya, terpaksa mengungsi. Ujang mengungsi ke rumah orang tuanya yang masih berada di kawasan Kandanglamo.
”Sedangkan untuk rumah Anwar, atap rumah tersebut rusak ditimpa pohon manggis. Tapi Anwar dengan 6 jiwa yang menjadi tanggungannya, masih bisa menempati rumah mereka. Karena kerusakan rumah, tidak terlalu parah. Kondisi keluarga Anwar dan keluarga Ujang juga dapat dipastikan aman,” kata Firmansyah yang dikenal cukup tanggap dalam menanggulangi bencana.
Firmansyah menjelaskan sebagian pohon kayu, baliho, plang merek dan atap rumah yang berserakan akibat hujan badai, sudah dibersihkan masyarakat dibantu petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Rabu malam. ”Namun untuk pembersihan total, mungkin baru bisa dilakukan besok pagi (hari ini-red), karena banyak kabel yang berserakan. Kita takut, kabel itu terinjak saat membersihkan,” ujarnya.
Disisi lain, tanda-tanda hujan badai akan melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh sebenarnya sudah terlihat sejak Rabu siang. Pada Rabu itu, sesuai dengan ciri-ciri akan terjadinya hujan badai, cuaca di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota terlihat sangat cerah, panas dan menggerahkan.
Menjelang atau selepas tengah hari, cuaca berubah secara kontiniu hingga terjadi hujan badai.
Awan putih penuhi angkasa semakin lama semakin menebal disertai tiupan angin. Seiring menghitamnya awan, kecepatan angin makin lama makin kencang disertai kilatan petir. Tidak lama, hujan pun turun dengan derasnya.
Fenomena cuaca ekstrim seperti ini, diperkirakan masih bisa terjadi di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota, dalam beberapa hari ke depan. Masyarakat pada kedua daerah yang disebut juga sebagai Luak Limopuluah itu, diharapkan Badan Penanggulangan Bencana untuk tetap menaruh waspada. ”Kita berharap, masyarakat tetap waspada,” kata Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Firmansyah. (rpg)