Kebudayaan Melayu Tergerus Seni Modern

Nasional | Rabu, 04 September 2013 - 08:00 WIB

PADANGPANJANG (RP) - Indonesia secara fakta tidak dapat dipungkiri merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan peradaban kebudayaan Melayu.

Hal ini terungkap dalam kegiatan Martikulasi Program Pascasarjana (PPs) Ikatan Seni Indonesia Padangpanjang, Selasa (3/9) pagi.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Rektor ISI Padangpanjang Prof Dr Mahdi Bahar SKar MHum menyebut martikulasi bertujuan memberikan pemahaman terhadap mahasiswa PPs sebagai tunas-tunas pemimpin bangsa.

Meski secara fakta di bangku pendidikan setingkat sarja, anak bangsa mengetahui peradaban kebudayaan Melayu sebagai suatu keutuhan nusantara, namun belum secara pemikiran.

Melalui martikulasi, mahasiswa PPs diberikan pembekalan dan pemahaman yang setara dalam program bidang studi dalam menempuh studi.

Harapannya agar tunas-tunas pemimpin bangsa ini tidak hanya memahami secara fakta, namun mampu menganalisis dan membangkitkan ketenggelaman budaya Melayu yang kian tenggelam.

”Mereka yang selama ini telah mengetahui secara faktanya, mampu melahirkan suatu pemikiran guna mengangkat kembali khasanah budaya Melayu sebagai jati diri nusantara dan kehidupan berbangsa di Indonesia,” ungkap Mahdi usai membuka kegiatan martikulasi di Gedung PPs ISI Padangpanjang.

Sementara Direktur PPs ISI Padangpanjang, Ediwar SSn MHum PhD menyebut kegiatan yang akan berlangsung selama 38 jam pertemuan sejak 3-4 Septemberi ini, diikuti sebanyak 33 peserta. Masing-masing 25 mahasiswa baru dan 8 lainnya mahasiswa tahun sebelumnya yang tidak lulus Martikulasi.

”Kegiatan ini merupakan bagian dari studi yang wajib diikuti. Ada tiga hal yang menjadi penilaian kelulusan, yakni kehadiran, keaktifan diskusi dan penguasaan materi martikulasi. Jika tak lulus, wajib mengikuti kembali tahun berikutnya,” jelas Ediwar.

Selain Rektor dan Direktur PPs ISI Padangpanjang, tampil juga sebagai pemateri seperti mantan Direktur ISI Jogjakarta Prof Dr M Dwi Marianto, Maestro Tari asal Indonesia Didik Nonik Tiwik, Dosen Kerawitan ISI Surakarta Dr Bambang Sunarto SSen dan Ketua Prodi Penciptaan/Pengkajian ISI Padangpanjang Dr Rosita Minawati SSn MSi.(wrd/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook