JAKARTA (RP) - Direktur Operasional Listrik Jawa, Bali, dan Sumatera PLN, Ngurah Adnyana mengungkap sebab musabab krisis listrik di wilayah Sumatera yang kerap terjadi belakangan ini.
Dijelaskan Adnyana bahwa pemadaman bergilir yang terjadi di Sumatera terjadi akibat defisit listrik serta telatnya pembangunan listrik berbahan bakar batubara oleh sejumlah kontraktor asal China. Seperti di PLTU Nagan Raya (2 x 110 MW) di Meulaboh, Aceh, PLTU Pangkalansusu (2 x 200 MW) di Sumatera Utara, dan PLTU Teluk Sirih (2 x 112 MW) di Sumatera Barat.
"Contohnya, PLTU Nagan Raya yang seharusnya sudah selesai tahun lalu tapi sampai sekarang masih belum beres," ujar Ngurah, Selasa (3/9).
Untuk itu PLN mulai membuat program guna mengatasi krisis listrik di wilayah Sumatera. Salah satunya dengan menambah pasokan daya listrik yang lebih besar. "Di wilayah Medan, Sumatera Utara, PLN Sumbagut akan menyewa genset 150 MW yang diharapkan segera akan masuk. Kami juga meminta tambahan pasokan listrik dari Inalum. Akhir Oktober juga akan ada tambahan 150 MW lagi," paparnya.
Sementara untuk wilayah Sumatera Barat (Sumbar) dikatakan Adnyana tidak terlalu parah ketimbang Sumut. Krisis listrik di Sumbar kata dia, hanya sementara karena pembangkit diperbaiki hingga memakan waktu tiga bulan. "Di mana dalam satu hingga dua bulan ini, pembangkit baru di Teluk Sirih sudah beroperasi walau biasanya pembangkit baru tidak bisa langsung lancar," terang dia.
PLN juga tidak takut menambah pasokan daya listrik, walau nantinya akan dipersoalkan melakukan inefisiensi seperti yang pernah diperkirakan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.
Seperti diketahui, Dahlan telah menginstruksikan jajaran Direksi PLN untuk berani mengambil langkah darurat menambah pasokan daya listrik.
"Saya sudah minta dengan keras agar Direksi PLN segera menambah daya secara darurat untuk Padang. PLN yang semula takut mengambil langkah akhirnya juga sudah menuruti instruksi itu dengan menambah 50 MW yang sudah akan beroperasi akhir bulan ini," terang Dahlan pada JPNN, Senin (2/9).
Menurutnya langkah itu tepat dilakukan ketimbang rakyat harus menderita. "Dengan langkah ini PLN memang akan dipersoalkan melakukan inefisiensi, tapi keadaan di Padang sudah sangat darurat. Biar saja dipersoalkan seperti dulu saya juga dipersoalkan. Masalahnya rakyat Sumbar sudah sangat menderita," tutupnya. (chi/jpnn)