Kemaluan Bocah Terpotong saat Dikhitan

Nasional | Sabtu, 04 Agustus 2012 - 06:53 WIB

Kemaluan Bocah Terpotong saat Dikhitan
Buyung (nama samaran) didampingi orang tuanya di RSUD M Djamil Padang. (Foto: Hijrah Adi Sukrial/RPG)

Buyung, 11 (bukan nama sebenarnya), dirawat di RSUP M Djamil sejak 26 Juni 2012. Dia dirujuk dari Kecamatan Gunungrayo, Kerinci, Jambi. Jaringan kelaminnya rusak karena khitan dengan laser yang dilaksanakan saat libur sekolah ternyata meleset. Kemaluannya pun jadi terpotong .

Wajahnya tetap ceria, berpakaian kaos oblong ber­war­na hijau dia masuk ke ruangan rawat inap bedah anak RSUP M Djamil dengan senyum yang sumringah. ”Tadi Awak dari Bypass, main ke tempat kakak yang dulu dirawat di sini,” ujarnya polos tanpa bersalah. 

Perawat yang dari tadi men­cari­nya segera menyong­song­nya. ”Jangan diulangi lagi, kalau terj­adi apa-apa, kami yang ber­tang­gung jawab,” ujar salah seorang perawat sambil mem­belai kepala sang anak.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Ya, begitulah Buyung sehari-hari. Saking lamanya dirawat di RSUP M Djamil, dia sudah dike­nal pasien dan keluarga pasien lainnya. Di M Djamil, pasien yang dirawat lebih dari sebulan diberi gelar pak RT, dan Buyung sudah mendapatkan gelar itu.  

Kata pasien lain, jika dia sun­tuk, dia bisa menghilang selama berjam-jam dari ruang rawat inap. Biasanya dia me­ngun­jungi teman sesama pasien yang per­nah dirawat di ruangan itu.

Kondisi fisik Buyung me­mang tidak seperti sedang sakit. Na­mun, jika ditanya kesehatan­nya, Buyung sedang mengalami sakit  luar biasa. Betapa tidak, akibat keteledoran mantri yang menyunatnya, dia harus kehi­lang­an sebagian kemaluannya.

Maris, 37, salah seorang keluarganya menuturkan, se­muanya bermula ketika Buyung dikhitan seorang mantri dekat rumah neneknya di Kelurahan Lempur Tengah, Kecamatan Gunungraya, Kabupaten Kerin­ci, Jambi, sekitar 20 Juni lalu.

”Ketika menyunat Buyung, sayatan sang mantri meleset. Akibatnya, memotong bagian yang seharusnya tidak perlu dipotong,” jelas mamak Buyung.

”Rasanya seperti disentrum, ternyata darahnya banyak,” timpal Buyung, murid salah satu SD Negeri di Kecamatan Gu­nungraya Kerinci ini.

Bocah yang juara sejak kelas 1 hingga kelas V ini, kemudian di­bawa ke puskesmas terdekat dan mendapat perawatan. Kare­na tidak mampu menangani, maka dia dirujuk ke RSUP M Djamil.

Menurut Pejabat Pemberi Infor­masi RSUP M Djamil, Gustavianof apa yang dialami Buyung dina­makan nekrosis glands penis, yang berarti keru­sakan jaringan penis.

Saat ini dokter ahli kulit dan kelamin RSUP M Djamil terus melakukan perbaikan. ”Mung­kin minggu depan akan dilak­sanakan operasi plastik oleh dokter ahli,” jelasnya.

Apa yang dialami Buyung seakan memperparah cobaan yang dialaminya. Umurnya ma­sih 11 tahun, namun dia sudah diting­gal ayah dan ibunya. Bu­kan karena wafat, namun karena bercerai.

Menurut sumber Padang Eks­pres (Riau Pos Group) pascaperceraian, ayah­nya bernama Emrizal tidak tahu di mana keberadaannya, se­dang­kan ibunya pergi merantau ke dae­rah Sarolangun Jambi dan su­dah delapan tahun tidak pu­lang.

Saat ini, Buyung tinggal bersama neneknya yang berna­ma Jajok, 54. Di rumah sakit, dia ditemani pamannya secara ber­gantian. Walau ditanggung Jam­kesmas, namun keluarga kesu­litan menanggulangi biaya hidup sehari-hari di rumah sakit.

Beruntung, keluarga pa­sien yang peduli dan simpati sering meninggalkan uang jajan untuk Buyung. Keluarga belum me­nen­tukan apakah akan menun­tut mantrii tu, karena sang mantri itu masih berkomitmen menanggung biaya hidup sela­ma di Padang. (rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook