Buyung, 11 (bukan nama sebenarnya), dirawat di RSUP M Djamil sejak 26 Juni 2012. Dia dirujuk dari Kecamatan Gunungrayo, Kerinci, Jambi. Jaringan kelaminnya rusak karena khitan dengan laser yang dilaksanakan saat libur sekolah ternyata meleset. Kemaluannya pun jadi terpotong .
Wajahnya tetap ceria, berpakaian kaos oblong berwarna hijau dia masuk ke ruangan rawat inap bedah anak RSUP M Djamil dengan senyum yang sumringah. ”Tadi Awak dari Bypass, main ke tempat kakak yang dulu dirawat di sini,” ujarnya polos tanpa bersalah.
Perawat yang dari tadi mencarinya segera menyongsongnya. ”Jangan diulangi lagi, kalau terjadi apa-apa, kami yang bertanggung jawab,” ujar salah seorang perawat sambil membelai kepala sang anak.
Ya, begitulah Buyung sehari-hari. Saking lamanya dirawat di RSUP M Djamil, dia sudah dikenal pasien dan keluarga pasien lainnya. Di M Djamil, pasien yang dirawat lebih dari sebulan diberi gelar pak RT, dan Buyung sudah mendapatkan gelar itu.
Kata pasien lain, jika dia suntuk, dia bisa menghilang selama berjam-jam dari ruang rawat inap. Biasanya dia mengunjungi teman sesama pasien yang pernah dirawat di ruangan itu.
Kondisi fisik Buyung memang tidak seperti sedang sakit. Namun, jika ditanya kesehatannya, Buyung sedang mengalami sakit luar biasa. Betapa tidak, akibat keteledoran mantri yang menyunatnya, dia harus kehilangan sebagian kemaluannya.
Maris, 37, salah seorang keluarganya menuturkan, semuanya bermula ketika Buyung dikhitan seorang mantri dekat rumah neneknya di Kelurahan Lempur Tengah, Kecamatan Gunungraya, Kabupaten Kerinci, Jambi, sekitar 20 Juni lalu.
”Ketika menyunat Buyung, sayatan sang mantri meleset. Akibatnya, memotong bagian yang seharusnya tidak perlu dipotong,” jelas mamak Buyung.
”Rasanya seperti disentrum, ternyata darahnya banyak,” timpal Buyung, murid salah satu SD Negeri di Kecamatan Gunungraya Kerinci ini.
Bocah yang juara sejak kelas 1 hingga kelas V ini, kemudian dibawa ke puskesmas terdekat dan mendapat perawatan. Karena tidak mampu menangani, maka dia dirujuk ke RSUP M Djamil.
Menurut Pejabat Pemberi Informasi RSUP M Djamil, Gustavianof apa yang dialami Buyung dinamakan nekrosis glands penis, yang berarti kerusakan jaringan penis.
Saat ini dokter ahli kulit dan kelamin RSUP M Djamil terus melakukan perbaikan. ”Mungkin minggu depan akan dilaksanakan operasi plastik oleh dokter ahli,” jelasnya.
Apa yang dialami Buyung seakan memperparah cobaan yang dialaminya. Umurnya masih 11 tahun, namun dia sudah ditinggal ayah dan ibunya. Bukan karena wafat, namun karena bercerai.
Menurut sumber Padang Ekspres (Riau Pos Group) pascaperceraian, ayahnya bernama Emrizal tidak tahu di mana keberadaannya, sedangkan ibunya pergi merantau ke daerah Sarolangun Jambi dan sudah delapan tahun tidak pulang.
Saat ini, Buyung tinggal bersama neneknya yang bernama Jajok, 54. Di rumah sakit, dia ditemani pamannya secara bergantian. Walau ditanggung Jamkesmas, namun keluarga kesulitan menanggulangi biaya hidup sehari-hari di rumah sakit.
Beruntung, keluarga pasien yang peduli dan simpati sering meninggalkan uang jajan untuk Buyung. Keluarga belum menentukan apakah akan menuntut mantrii tu, karena sang mantri itu masih berkomitmen menanggung biaya hidup selama di Padang. (rpg)