Dharmasraya (RP) - Sepertinya pembangunan sport centre (SC) Dharmasraya bakal menuai masalah. Ini seiring munculnya berbagai keanehan dalam pembangunan sarana olahraga tersebut. Kendati alokasi anggaran pembangunan belum jelas, namun pemenang tender sudah ditetapkan yakni, PT Hutama Karya.
Di samping itu, nilai kontrak antara Pemkab Dharmasraya dengan PT Hutama Karya tidak sesuai. DPRD bersama Pemkab Dharmasraya sepakat menetapkan alokasi pembangunan sebesar Rp 90 miliar dengan sistem tahun jamak untuk tiga tahun anggaran. Namun Pemkab Dharmasraya melalui kelompok kerja (Pokja) I justru menetapkan nilai kontrak Rp 187 miliar.
Anggota DPRD Dharmasaya, Widiyatmo merasa heran atas ketimpangan tersebut. ”Kita heran sekaligus mempertanyakan bagaimana mungkin anggaran pembangunan SC tersebut naik drastis dari yang sudah kita sahkan yakni, dari Rp 90 miliar naik menjadi Rp 187 miliar atau naik hampir 100 persen. Yang lebih mengherankan lagi, dari mana pemkab mendapatkan tambahan dana tersebut,” tanya politisi PKS tersebut.
Kalau pun mendapat bantuan dari pemprov dan pusat, menurut Widiyatmo, namun pemkab tetap harus mendapat persetujuan DPRD Dharmasraya. Jika proses tersebut tidak berjalan, maka jelas hal tersebut melanggar aturan.
Kalaupun pemkab dapat mencarikan dana sedemikian besar untuk pembangunan SC, Widiyatno menanyakan, kenapa dana tersebut tidak dijadikan untuk pembangunan fisik seperti pembangunan kantor satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Dharmasraya selama ini masih mengontrak di rumah-rumah masyarakat.
Hal senada diungkapkan anggota DPRD Dharmasraya dari fraksi PDI-P, Kapidis Rasyd. ”Sampai hari ini kita belum mendapat informasi dan laporan dari Bupati Dharmasraya, Adi Gunawan dari mana mendapat anggaran tambahan untuk pembangunan sport center tersebut,” tegas Kapidis.
Ketika dikonfirmasikan kepada Asisten II Bidang Pembangunan Setkab Dharmasraya, Junaidi Yunus berjanji meninjau kembali persoalan tersebut. ”Saya akan menanyakan hal tersebut kepada kepala Dinas PU, karena hal tersebut adalah tanggung jawabnya. Biarpun begitu, pemkabakan tetap berupaya mencarikan dananya,” ujar Junaidi yang juga mantan kepala Dinas PU Dharmasraya. (ita)