Diduga, Ledakan PO Yanti Akibat Dijejal Sepeda Motor

Nasional | Jumat, 04 Mei 2012 - 08:42 WIB

PADANG (RP) - Kebakaran bus PO Yanti Group yang terbakar dan menewaskan 13 penumpang di Kelok 9, Kabupaten Limapuluh Kota Selasa (1/ 5) lalu, membuat geram Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Suroyo Ali  Musro.

Hal itu dinilainya, sebagai akibat tidak tertibnya pengguna jasa dan pihak angkutan umum dalam mematuhi aturan transportasi.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dia mendesak pemerintah provinsi dan kabupaten memperketat pengawasan, terutama di terminal saat uji kelaikan kendaraan dilakukan. Begitu pula pengawasan kendaraan di jalan raya harus diawasi ketat.

‘’Saya menyesalkan terjadinya kebakaran PO Yanti Group yang menewaskan 13 orang itu. Saya tak habis pikir, kok di dalam bus ada motor dan ada tabung gas segala. Kok orang dicampur dengan motor dan barang-barang seperti  itu,’’ tegas Suroyo kepada Padang Ekspres, di sela-sela menghadiri pelatihan keselamatan transportasi di Pangerans Beach Hotel Padang, kemarin.

Dia juga menyesalkan adanya tumpukan barang di bagian belakang bus yang membuat pintu bus tak bisa di buka hingga menyebabkan penumpang terjebak di dalamnya sampai tewas terbakar.

‘’Saya  menduga terjadinya ledakan besar diakibatkan motor di dalam bus itu tidak dikosongkan tangkinya. Nah, ketika ada percikan api, langsung menyambar dan menimbulkan  kobaran api cukup besar. Mudah-mudahan dugaan saya ini salah. Apalagi KNKT kan sedang melakukan  melakukan pengujian terhadap penyebab pastinya, jelas Suroyo Ali Musro.

Dia menyebutkan tanggungjawab selama perjalanan, tidak hanya tanggungjawab pengendara, tapi juga penumpang. Pengguna jasa juga punya kewajiban memperhatikan keselamatan perjalanan.

Penumpang harus patuh terhadap standar keselamatan dalam perjalanan. Masuknya kendaraan roda dua dan tabung gas ke dalam kendaraan, mengidentifikasikan lemahnya pengawasan dan kurangnya kesadaran pengguna angkutan dan pengendara.

‘’Ini tidak akan terjadi, jika kedua  belah pihak  menyadari pentingnya mendisiplinkan diri. Harusnya ada pelarangan dari yang bersangkutan untuk kepentingan keselamatan bersama,’’ ujarnya.

Para pemilik kendaraan atau pengusaha angkutan, kata dia, jangan hanya berpikir bisnis, tapi juga standar keselamatan penumpang. Buku keur setelah diberikan jangan disimpan saja.

 Tetap juga  pejabat yang ada di terminal harus turun melakukan uji kelaikan kendaraan yang berangkat. Saya  minta jelang Idul Fitr nanti, semua ban vulkanisir yang  dipakai ditertibkan. Jika tidak, kendaraan bisa amblas saat berada di kelokan atau tikungan tajam,’’ ujarnya.

Suroyo mengatakan dalam waktu dekat  ini pemerintah akan  melakukan konversi  minyak ke gas.  Jika  dengan  menggunakan solar saja perawatannya  masih amburadul,  maka  penggunaan  BBM kendaraan dengan gas akan sulit untuk dilakukan.

Hal yang  terpenting untuk dibenahi adalah perawatan  kendaraan. Kartu Pengawas mesti harus dicek, saat  kendaraan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) masuk  ke terminal.

‘’Kartu pengawas  itu harus di cek betul. Pemerintah  daerah  memang punya hak  untuk menarik  retrbusi tapi  satu hal yang  perlu  diingat jangan hanya  sekedar melakukan penarikan  retribusi, tanpa  melakukan pengawasan yang  ketat  terhadap  kendaraan yang masuk dan keluar   terminal,’’ ujarnya.

Ditambahkan  Direktur  Lalu Lintas  &  Angkutan  Jalan  Kementrian Perhubungan  Sudirman  Lambali, ada 10  faktor  yang  mempengaruhi  kondisi  usaha angkutan saat  ini.  

Faktor- faktor  tersebut adalah  ruang lalu lintas  semakin padat,  penambahan  sejumlah traffic light   menambah waktu  perjalanan,  sebagian besar  kondisi jalan rusak,  pemaksaan  bus masulk  terminal  singgah   yang tidak  tercantum  dalam  time  table, rendahnya jaminan   keamanan, berkembangnya  angkutan  tidak  resmi  tanpa adanya law  enforcement , harga  suku cadang  terus naik  sementara load  factor   menurun  mendorong  pengusaha   melakukan  efisiensi   dengan mengabaikan  aspek keselamatan , perilaku  pengemudi  sulit dikontrol  walaupun sudah dilakukan  pembinaan,  pengusaha  yang manajemennya  kurang baik  cenderung  tidak mematuhi  peraturan yang  berlaku  dan adanya  jalur lingkar  luar  kota di beberapa  daerah, sehingga  mengurangi akses  pelayanan  kepada  penumpang.

‘’Lokasi  terminal  jauh dari pusat  kota, sehingga  aksebilitas  ke terminal  rendah, jumlah penumpang yang naik  turun di terminal juga rendah dan bus  AKAP, AKDP  yang masuk ke  terminal juga  sedikit,’’ ujarnya.

Jelasnya , eforia  otonomi daerah  juga memberikan  efek  yang cukup  besar dalam sistem transportasi nasional dimana   dengan adanya  otonomi daerah   kebijakan angkutan   umum  di masing- masing daerah   berbeda, angkutan umum  sebagai sumber  Pendapatan Asli  Daerah  ( lemahnya  pengawasan  & aspek  keselamatan seperti ban gundul tetap dibiarkan beroperasi, red), penanganan   infrastruktuur   dilakukan secara  parsial  dan ego kepentingan  daerah   menyulitkan dalam koordinasi.

Dampaknya  tidak ada  keseragaman dalam  penanganan  angkutan  umum, kualitas  pelayanan  angkutan umum terabaikan,  upaya  perbaikan  pelayanan tidak efektif dan  efisien , permasalahan transportasi  sulit  dipecahkan  khususnya   pelayanan  angkutan  yang  melewati   batas wilayah  administrasi  , penempatan  tenaga SDM  bidang  perhubungan  yang tidak sesuai  dengan spesifikasi  dan  keahlian   yang  dimiliki.

‘’Itu  beberapa  persoalan yang  muncul dalam bidang  transportasi  di tanah air.  Maka dari itu  pengawasan   di masing- masing daerah terhadap  kendaraannya  harus  diperketat. Sehingga  korban jiwa  tidak berjatuhan lagi,’’ ujarnya.

Masih Layani Trayek Dumai-Solok

Pasca terjadinya insiden terpanggangnya bus PO.Yanti Group di Ulu Aia, Kab Limapuluh Kota, Selasa (1/5) pagi  yang menewaskan 13 penumpang, Kantor Perwakilan Solok tetap melayani biro perjalanan Solok-Dumai. Mereka beralasan tidak ada keputusan penghentian operasional dan  permintaan calon penumpang terhadap pelayanan jasa transportasi menuju Dumai juga cukup tinggi.

‘’Selagi belum ada keputusan resmi pelarangan operasi dari pimpinan, PO.Yanti Group Perwakilan Solok akan tetap melayani biro perjalanan Solok- Dumai terhadap masyarakat.

 Ini semata-mata karena permintan masyarakat masih cukup tinggi, peristiwa kebakaran bus Yanti pada Selasa lalu tidak pengaruhi permintaan masyarakat untuk segera dibawa ke Dumai dan Pekanbaru, ujar Dasril Alam, petugas (agen) PO.Yanti Group yang dikonfirmasi Padang Ekspres di loket penjualan tiket, areal Terminal Bareh Solok (TRBS) kemarin.

Beroperasinya armada PO.Yanti tersebut menurutnya tidak terlepas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang akan menjadi calon penumpang, meski sejauh ini berbagai isu miring terkait tragedi kebakaran menimpa bus Yanti kian santer dibicarakan.

Lagipula PO.Yanti selama ini merupakan satu-satunya armada angkutan antar kota antar provinsi yang cukup diandalkan masyarakat, dengan tarif terjangkau hanya Rp.80.000. Bagi yang sudah berlangganan, tak jarang ongkos menjelang keberangkatan disepakati dibawah Rp.80.000.

Dijelaskan Dasril, untuk sementara ini armada ke Dumai akan tetap mengandalkan bus pengganti yang ukurannya lebih kecil, dengan kapasitas penumpang 28 orang.

Meski demikian pihaknya tetap berupaya memperjuangkan bus besar ke kantor pusat berkapasitas 46 orang, mengingt kenyamanan dengan bus besar lebih efektif pada perjalanan jarak jauh.

Sekitan masalah laik jalan kendaraan, kembali ditegaskan Dasril armada PO.Yanti Group trayek Solok-Dumai tidak ada persoalan, semuanya memenuhi standarisasi.

Menjelang keberangkatan bus selalu di cek, bahkan secara rutin tiap hari diservice oleh teknisi khusus, termasuk hal-hal terkecil seperti tekanan ban.  

Terlebih menyangkut kondisi mesin, justru menjadi perioritas utama, sopir yang merupakan orang sangat peka dengan urusan mesin selalu berkoordinasi dengan mekanik, serta perangkat utama dan pendukung lainnya. (mg9/ayu/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook