Awan Panas Capai 4 Km

Nasional | Sabtu, 04 Januari 2014 - 08:02 WIB

KARO (RIAUPOS.CO) - Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut) terus meningkat. Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung mencatat terjadi 20 kali erupsi hingga pukul 18.00 WIB Jumat (3/1).

Selain itu, luncuran awan panas mencapai 4 kilometer sehingga warga di dua desa dalam radius terdekat diungsikan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Windi petugas PPGA Sinabung mengatakan, awan panas Sinabung sudah mencapai 4 Km meluncur ke arah selatan yaitu ke Desa Jeraya dan Pintu Besi.

‘’Awan Panas Sinabung kini sudah meluncur dengan dua arah yang berbeda. Ke selatan dan tenggara, Desa Jeraya dan Pintu Besi yang tepat berada di selatan Gunung Sinabung. Oleh karena itu kita rekomendasikan agar dikosongkan,’’ tuturnya.

Sementara Koordinator Humas Penanggulangan Bencana Sinabung, Drs Jhonson Tarigan kepada RPG mengatakan, jumlah pengungsi bencana erupsi Gunung Sinabung pasca dievakuasinya warga Desa Jeraya dan Pintu Besi mencapai 20.331 jiwa dari 6.336 KK yang ditempatkan 32 titik posko terpisah.

‘’Warga dua desa tersebut sudah diungsikan ke posko pengungsian Losd Desa Rumah Berastagi, Kecamatan Berastagi,’’ ucapnya.

Evakuasi warga dua desa di Kecamatan Simpang Empat itu dengan menggunakan truk TNI AD kemarin siang. Jarak dua desa tersebut sekitar 6,5 Km dari Gunung Sinabung.

Suriya (45), warga Desa Jeraya mengatakan, sekitar pukul 12.00 WIB kepala desa memerintahkan seluruh warga untuk mengemas barang-barang berharga untuk dibawa ke pengungsian.

‘’Menurut kepala desa, Badan Vulkanologi merekomendasi warga di desa kami dievakuasi. Sebab, desa kami terletak pada bukaan kawah dan awan panas,’’ ujarnya sambil menaikan barang keperluanya ke atas truk angkutan yang telah disediakan.

Sementara Jhonson Tarigan mengatakan, pertumbuhan kubah semakin intensif berpotensi menimbulkan awan panas yang disertai longsoran dinding kawah yang mengancam ke arah Tenggara dan Timur.

Letusan diikuti awan panas masih berpotensi terjadi disertai dengan lontaran material. Dampak bencana berupa awan panas dapat menjangkau jarak lebih dari 4 kilometer.

Potensi longsor di lereng Utara (Lau Kawar) dan sekitar puncak sebelah Selatan-Tenggara dan Timur Gunung Sinabung masih tinggi. Pemicunya karena terdapat lubang tembusan fumarola baru yang diikuti beberapa kali terjadi longsor di lereng Utara.

Sedangkan pemicu di sekitar puncak sebelah Selatan Tenggara Timur adalah terdapat retakan-retakan yang memotong dinding kawah.

Potensi terjadinya lahar masih tinggi yang berasal dari endapan abu material erupsi dan curah hujan tinggi. Lahar berpotensi terjadi di lembah-lembah sungai yang berhulu dari puncak gunung Sinabung.

‘’Dari kesimpulan yang kami terima dari Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (BVMB) Kecamatan Simpang Empat, aktivitas Gunung Sinabung berdasarkan pengamatan visual maupun instrumental masih tinggi dan merekomendasikan Desa Pintu Besi dan Desa Jeraya diungsikan,’’ ujar Jhonson Tarigan di Media Center Kompleks Kantor Camat Kabanjahe, Jumat (3/1).

Selain itu, lanjutnya, Desa Bekerah dan Desa Simacem yang berjarak sekitar 3 Km dari Gunung Sinabung dan warganya sudah diungsikan menjadi titik arah luncuran awan panas.

Pasalnya, uruk tuhan, sejenis benteng bebatuan yang selama ini menjadi penghalang awan panas masuk ke dua desa tersebut sudah mulai terkikis sehingga dikhawatirkan awan panas (wedhus gembel) tidak lagi menemui hambatan masuk ke desa tersebut. Luncuran awan panas juga sudah membawa material pecahan dari tebing. Diimbau kepada warga agar mulai saat ini tidak lagi memasuki desa untuk menghindarkan kemungkinan terburuk.

Ketua Tanggap Darurat Gunung Sinabung, Dandim Tanah Karo Letkol Mayer Putong mengatakan, untuk melancarkan jalannya evakuasi dari dua desa itu disiapkan truk dari TNI, Satpol PP dan Polres disiapkan. Disinggung apakah status tanggap darurat diperpanjang atau tidak, berhubung hari ini, Kamis (4/1) akan berakhir, Dandim mengaku belum dapat memastikannya.

Debu Capai Langkat

Muntahan gunung yang sudah lama tertidur ini tidak hanya menyelimuti warga di Tanah Karo, tetapi menyelimuti beberapa desa di Langkat Hulu. Menurut keterangan Kepala Desa (Kades) Telaga, Kecamatan Sungai Bingei, Suranta, debu vulkanik Sinabung memang menyelimuti wilayah yang dipimpinnya.

‘’Debu menyelimuti Desa Telaga sekitar 31 Desember 2013 lalu. Lumayan tebal juga debunya, tetapi semuanya tetap aman,’’ ujar Suranta saat dikonfirmasi via selulernya, Jumat sore (3/1).

Lebih jauh dikatakan Suranta, ketika debu vulkanik Sinabung menyelimuti beberapa desa di Kecamatan Sungai Bingai, tidak terlihat kepanikan warga setempat.

‘’Kalau kepanikan tidak ada. Semua tampak seperti biasa, mungkin hal ini dianggap sudah biasa,’’ ucapnya sambil tersenyum.

Menyangkut masker untuk diberikan kepada warga, Suranta menegaskan, bahwa hal tersebut sudah dipersoalkan sejak lama. ‘’Jadi ketika debu vulkanik kemarin menyelimuti desa kami, warga sudah memakai maskernya masing-masing,’’ kata Suranta.

Meski tidak ada kepanikan dan tidak ada warga yang terserang penyakit pascadebu vulkanik menyelimuti Desa Telaga dan beberapa desa lainnya itu, tetapi warga disebutkan tidak dapat beraktifitas seperti biasa.

‘’Ya, karena debunya cukup tebal, banyak warga yang tidak bisa pergi ke ladang. Bahkan, untuk mengemudi sepeda motor saja sulit karena jarak pandang yang sangat dekat,’’ ungkap Suranta sembari mengatakan belum ada kerusakan terhadap tanaman warga meski debu vulkanik menyelimuti desa mereka.(riza/nanang/rpg/esi/fia)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook