REUNI 212

Dielukan Presiden, Prabowo Tolak Kampanye

Nasional | Senin, 03 Desember 2018 - 12:36 WIB

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kehadiran Prabowo menjadi momen yang ditunggu-tunggu dalam Reuni 212. Dalam aksi yang berganti nama menjadi Mujahid 212 itu, jutaan massa meneriakkan dan mengelukan sosok Prabowo sebagai presiden. Kendati Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sudah memperingatkan agar tidak dilakukan kampanye di aksi 212 itu, teriakan bernuansa isu pemilu presiden kerap terdengar. Sejak Prabowo tiba di kompleks lapangan Monas sekitar pukul 07.40, teriakan Prabowo berbalas presiden bermunculan.

Tidak hanya itu, sebutan ‘Ini dia Presiden kita’ juga sempat disebut dalam aksi Mujahid 212. Acungan salam dua jari khas pasangan Prabowo-Sandi juga sempat muncul, rekaman Habib Rizieq Shihab yang menyinggung 2019 Ganti Presiden, ditambah diputarnya lagu berjudul ‘Astaghfirullah, Punya Presiden Raja Bohong’ berkumandang di sekeliling Monas.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Meski sebutan-sebutan itu silih berganti muncul, Prabowo memilih lebih banyak diam, dan hanya menyampaikan balasan salam melalui tangan. Saat menyampaikan sambutan, Prabowo juga mengingatkan dirinya dan kepada jutaan massa Mujahid 212, bahwa ada larangan berkampanye dalam aksi itu.

“Saya sekarang telah mendapat tugas dan amanah sebagai calon presiden RI. Karena itu saya harus patuh dan mengikuti semua ketentuan. Saya tidak boleh bicara politik pada kesempatan ini, saya tidak boleh kampanye,” kata Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menepis ada tudingan kampanye dalam aksi 212. Menurut dia, teriakan yang disampaikan massa, termasuk pernyatan Habib Rizieq merupakan aspirasi dari masyarakat.

“Emang kenapa kalau kita menyatakan 2019 ganti presiden? Emang mana salahnya, di mana letak kesalahannya? Dari sudut UU juga nggak ada,” kata Fadli.

Menurut Fadli, sah-sah saja jika ada aspirasi yang menyatakan ganti presiden. Fadli meminta siapapun tidak menanggapi berlebihan atas dinamika yang muncul di aksi 212. “Saya kira sah, orang boleh berpendapat, kalau ada pendapat lain, ya silakan,” ujarnya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook