LIMAPULUH KOTA (RP) - Polisi menduga batu sebesar rumah yang menimpa dua mobil itu akibat tingginya curah hujan di Kabupaten Limapuluh Kota dalam sepuluh hari terakhir. “Malam saat kejadian, curah hujan juga turun dengan tingginya,” ujar Ipda Muhcri Sawir.
Kendati begitu, sejumlah praktisi transportasi yang biasa melewati jalan negara Sumbar-Riau di Kelok Sembilan memperkirakan, jatuhnya bebatuan Kelok Sembilan, bukan hanya disebabkan tingginya curah hujan. Namun juga merupakan ekses dari adanya peledakan batu di sekitar lokasi, untuk kelanjutan pembangunan fly over (jembatan layang) Kelok Sembilan.
“Peledakan itu sendiri, pada waktu-waktu tertentu, masih berlangsung sampai sekarang,” ujar seorang sumber Padang Ekspres (Riau Pos Group). Bahan peledaknya, sambung sumber itu pula, disimpan di kawasan Buluhkasok, Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, dengan pengawalan ketat aparat keamanan.
“Nah, karena kawasan di Kelok Sembilan itu sering diledakkan, ditambah lagi dengan adanya penebangan kayu untuk pembangunan jembatan layang, akibatnya batu-batu penahan tebing jalan menjadi runtuh. Makanya, kita sebagai pengguna jalan berharap, setelah pembangunan fly over nanti, keasrian Kelok Sembilan kembali dipertahankan,” ujar Perismon, warga Payakumbuh yang sekali-seminggu pulang dari Pekanbaru.
Di sisi lain, peristiwa jatuhnya batu Kelok Sembilan, membuat arus transportasi darat penghubung Sumbar dengan Riau, sempat macet selama hampir 1 jam. Kemacetan baru terurai setelah polisi dibantu personel Pos Keamanan Jalan Raya (PKJR) yang berposko di Kelok Sembilan, turun tangan mengatur arus lalu-lintas.
“Kemacetan teratasi setelah diberlakukan sistem buka tutup selama material longsoran dibersihkan,” ujar Kabag Ops Polres Limapuluh Kota, AKP Asrul Bayu dan Kasat Intelkam AKP Efrizaldi yang turun ke lokasi.
Saat ini, kondisi arus lalu-lintas di Jalan Sumbar-Riau, terutama di Kelok Sembilan, sudah kembali pulih. Kendati demikian, Badan Penanggulangan Bencana Sumbar, tetap mengingatkan pengemudi untuk berhati-hati, mengingat masih tingginya curah hujan di Kabupaten Limapuluh Kota dan banyak titik rawan longsor di Jalan Sumbar-Riau.
Sebelumnya, akibat cuaca ekstrem, air terjun Lembah Anai melimpah hingga ke jalan Padang-Bukittinggi, Minggu (25/11) sore. Akibatnya akses jalan Padang-Bukittinggi tak bisa dilewati. "Saat cuaca ekstrem ini, pengendara diimbau untuk mengalihkan kendaraan ke Pariaman atau arah Solok. Tapi perlu diingat, jangan lewat Sicincin-Malalak sebab kawasan tersebut rawan longsor,” kata Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno. (rpg)