JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Teknologi peringatan dini tsunami terus berkembang. Selain melalui teknologi buoy, juga peringatan berbasis kabel (cable base tsunameter/CBT). Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menerjunkan Kapal Riset (KR) Baruna Jaya I untuk melakukan pemetaan jalur CBT sekaligus pemeliharaan buoy yang sudah ada.
Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan pemetaan jalur kabel untuk pemasangan CBT dilakukan di koridor Lampung Barat. Tepatnya di Krui dan selatan pulau Jawa.
"Tepatnya di Pelabuhan Ratu," katanya Sabtu (2/11).
Dia mengatakan survei ini melakukan pemetaan pada 1-5 November. Hammam mengatakan melalui teknologi CBT, diharapkan sistem peringatan dini tsunami di Indonesia semakin luas. Pemasangan piranti itu bekerja sama dengan Jepang. Dia juga mengatakan BPPT telah siap menjalankan survei dalam rangkaian membangun Ina Tsunami Early Warning Sistem (Ina-TEWS).
"Tim akan memulai pemetaan jalur kabel bawah laut untuk CBT," jelasnya.
Menurutnya teknologi CBT juga sudah diterapkan di sejumlah negara sebagai bagian sistem peringatan dini tsunami. Dia berharap ke depan Indonesia bisa menjelma menjadi negara yang tangguh dalam menghadapi bencana alam.
Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT M Ilyas menyampaikan bahwa jarak untuk pemasangan kabel pada jalur CBT di koridor Lampung Barat dan Selatan Jawa itu sejauh 631 kilometer.
Dia menjelaskan bahwa melalui kegiatan ini, BPPT nantinya tidak hanya akan menentukan jalur CBT saja. Namun juga jenis kabel yang hendak digunakan untuk dua koridor tersebut. Menurutnya pemilihan jenis kabel ini tentunya harus disesuaikan dengan jenis daerah yang akan disasar.
"Apakah jenis kabel double armor atau kabel single armor, karena daerah karang akan beda dengan daerah yang pasir," jelas Ilyas.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi