MEDAN (RP) - Fasilitas di Bandara Kualanamu Internasional Airport (KNIA) masih banyak kekurangnya. Salah satunya adalah tidak tersedianya tempat berwudhu (mengambil air sembahyang, Red) di lantai dua gedung penumpang.
Di gedung KNIA memang ada musala bagi umat muslim yang hendak melasanakan salat, akan tetapi keberadaan musala tidak dilengkapi dengan khusus tempat berwudhu.
Akibatnya, pengunjung yang hendak berwudhu terpaksa menggunakan air yang ada di wastafel. Toiletnya persis di samping musala dengan 2 buah westafel.
Salah satu calon penumpang, Armani mengaku sempat kebingungan ketika hendak berwudhu karena ia ia tidak menemukan tempat khusus untuk berwudhu seperti yang ada di musala tempat umum. “Seharusnya dimana ada musala pasti ada tempat khusus berwudhu," katanya.
Ia pun memilih mengambil wudhu di wastafel yang tersedia di toilet. Ia pun membasuh kedua kakinya dengan mengangkat kakinya itu ke dalam wastafel secara bergantian saat berwudhu.
Dengan kegiatan berwudhu seperti itu, akan merepotkan petugas kebersihan, karena petugas itu harus membersihkan cipratan air.
Air Port Tax Manager Angkasa Pura II, Ali Sofyan ketika di konfirmasi menyebutkan, KNIA memiliki beberapa musala seperti di lantai 1 dan di lantai 2. Di lantai satu sudah tersedia tempat khusus berwudhu, namun untuk di lantai 2 memang disediakan musala namun tempat berwudhunya belum disiapkan. "Awalnya AP II hanya menyiapkan musala di lantai 1, namun karena banyaknya permintaan sehingga di lantai 2 juga di buka musala,” kata dia.
Karena mendadak membuka musala di lantai 2, sehingga belum dilengkapi dengan fasilitas untuk berwudhu. “Saat ini kami tengah mencari tempat yang pas untuk dijadikan tempat fasilitas berwudhu. Sambil menunggu itu diharapkannya pengunjung menggunakan wastafel untuk berwudhu,” ujarnya.
Dia juga mengakui berwudhu dengan menggunakan wastafel amat berbahaya khususnya bagi orang yang lanjut usia, apalagi wanita. Sedangkan untuk fasilitas salat Jumat akan dilakukan di lantai Mezanini. Sebab, masjid yang di bangun di dekat kargo masih dalam tahap pengerjaan dan baru sekitar 40 persen. (dik)