Gunung Api di Bukittinggi Patut Diwaspadai

Nasional | Senin, 03 Februari 2014 - 21:16 WIB

Gunung Api di Bukittinggi Patut Diwaspadai

BUKITTINGGI (RIAUPOS.CO) - Pasca letusan Gunung Sinabung di dataran tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumbar menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat dan pemerintahan daerah untuk mewaspadai peningkatan gunung api yang ada. Tak hanya itu saja, tertanggal 15 Januari lalu, ESDM telah melayangkan surat kepada Gubernur Sumbar perihal kondisi terkini gunung api aktif.

Empat gunung aktif di sumbar antara lain Gunung Marapi, Tandikat, Talang dan Kerinci berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi tim geologi ESDM sumbar serta pantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Alam Geologi (PVMBG) dan Badan Geologi Bandung, menggambarkan untuk gunung Marapi 2891 Mdpl yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar merupakan gunung api paling aktif di Sumbar dengan status Waspada level II. Manifestasi kegiatan Gunung Marapi berupa hembusan solfatara aktif dari sejumlah kawah yang ada di kawasan puncak. Terhitung Oktober hingga Desember lalu telah terjadi letusan sebanyak 125 kali. Meskipun dampak yang diakibatkan oleh aktifitas gunung api ini berupa semburan debu vulkanik terhadap kawasan disekitar belum berarti namun kegiatan vulkanik gunung ini patut untuk di waspadai.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Hampir serupa, Gunung api Talang yang terletak di Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok dengan ketinggian 2597 mdpl, masih berstatus waspada level dua, gunung ini tak luput dari pantauan Pos Pengamatan Gunung api di Batubajanjang Kecamatan Lembang Jaya, walau aktifitas saat ini berfluaktif, namun ancaman gunung talang tak dapat dianggap sepele. Bahkan Pusat Data Informasi dan Humas BNPB merilis, gunung talang saat ini masuk dalam kategori 19 gunung status Waspada level II dari 127 gunung berapi yang ada di Indonesia.

Begitu juga perihal kondisi Gunung Kerinci 3.805 mdpl yang terletak di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi dan Kabupaten Solok Selatan dengan tipe strato vulkano. Berdasarkan Pos Pengamatan Gunung api Kerinci di Desa Kersik Tuo Kayu Aro Kabupaten Kerinci, secara instrumental (kegempaan) sampai bulan Desember ini masih dalam status Waspada (level II). Sedangkan untuk gunung tandikat 2438 mdpl di wilayah Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Padang Pariaman, meskipun tingkat kegempaan di tahun 2013 baik di zona subduksi (pantai barat Sumatera) maupun gempa darat (Sesar Sumatera) cukup tinggi, hingga saat ini tersebut tidak menunjukkan aktifitas yang berarti dan masih berstatus aktif Normal level I.

"Dari keempat gunung tersebut, saat ini gunung marapi terbilang gunung yang paling kita waspadai, karena melihat dari aktifitas yang terus menerus meningkat,"Ucap, Nuzuir, Kabid Geologi ESDM Sumbar, (2/2).

Menurut Nuzuir, data yang kita miliki mencatat sejak 3 agustus 2011 hingga 8 januari 2014 terjadi letusan sebanyak 1326 kali pada gunung marapi, 8 Januari lalu letusan gunung merapi juga terjadi sebanyak 13 kali, dan 5 kali letusan dengan hembusan asap putih setinggi 200 meter. Kondisi letusan ini tidak menimbulkan dampak berat terhadap wilayah sekitar, dan masih tergolong kondusif.

Maka dari itu, agar dampak negatif yang timbul akibat letusan gunung jika suatu saat terjadi dapat diminimalisir, maka perlu adanya optimalisasi pemutakhiran sistem peringatan dini mitigasi letusan gunung api yang lebih tanggap dari instansi terkait seperti pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Tak cuma itu, ESDM Sumbar juga menghimbau kepada seluruh pengunjung dan para pendaki pecinta petualangan untuk tidak memasuki kawasan gunung Marapi pada radius 3 KM dari kawah atau puncak, mengingat kawah merupakan pusat letusan dan sumber keluarnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan,"Tambah, Nuzuir.

Walau hingga saat ini keempat gunung tersebut masuk dalam kategori gunung aktif di Indonesia, namun jangan pernah anggap sepele gunung-gunung Sumbar yang dinyatakan tidak aktif alias yang sudah lama tidur panjang, karena suatu saat gunung tersebut dapat kembali beraktifitas. Laporan yang kita terima ditahun 2012 lalu, Gunung Sago di daerah Payakumbuh-Tanahdatar terindikasi aktif, akibat adanya Pergerakan lempengan Samudera Hindia Australia yang terus memicu dorongan adanya gempa besar dan kecil di Pulau Sumatera.

Tim ahli geologi ESDM Sumbar yang diutus untuk melakukan penelitian terhadap gunung sago ini menemukan dua titik hotspot api yang disinyalir merupakan kawah baru, bahkan jauh sebelumnya fenomena ini juga terekam oleh satelit Google, beberapa temuan lainnya seperti debu vulkanik lama setebal ± 30 cm berwarna hitam, batuan gunung api trakhitik-andesitik berupa bongkah besar yang mencapai diameter lebih dari 5 (lima) meter, Sekitar 60 meter kearah timur ditemukan lubang (celah) dengan kedalaman 60 cm berdiameter ± 1,5 meter yang sudah tertimbun tanah dan batuan,"Papar Nuzuir. (*/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook