Dampak Banjir: Aset Rusak, Distribusi Mandek, Penjualan Turun

Nasional | Jumat, 03 Januari 2020 - 21:07 WIB

 Dampak Banjir: Aset Rusak, Distribusi Mandek, Penjualan Turun
Tumpukan mobil akibat banjir melanda kawasan Perumahan Pondok Gede Permai Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/1/2020). (Dery Ridwansah/JawaPos.com)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Musim liburan tahun baru seharusnya menjadi kesempatan bagi pengusaha untuk mendorong omzet. Namun, banjir yang merendam wilayah Jabodetabek menghambat aktivitas usaha mereka. Selain merusak aset, banjir mengakibatkan distribusi dan penjualan menurun.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani membenarkan bahwa banjir sejak Rabu dini hari (1/1) hingga kemarin (2/1) mengakibatkan kegiatan usaha terganggu . Kerugian yang dialami beragam.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Apindo belum mendapatkan laporan pasti mengenai total kerugian secara angka. Namun, berdasar laporan sementara para anggota, kata Shinta, kerugian meliputi kerusakan aset karena sapuan atau genangan air serta mandeknya penjualan produk-produk konsumsi nonprimer. ”Kerugian terbesar bisa diprediksi, yaitu dari industri ritel dan logistik. Aktivitas penjualan ritel sangat terganggu karena banjir,” ujar Shinta.

Menurut dia, banyak pusat perbelanjaan ritel yang askesnya tertutup banjir sehingga penjual maupun pembeli tidak beraktivitas. Dia menambahkan, jika banjir masuk ke pusat perbelanjaan, kerugian yang harus ditanggung pengusaha kian besar.

Untuk industri logistik, lanjut dia, perusahaan pengangkutan tidak bisa beroperasi. Sarana transportasi tergenang air. Sebagian besar aset sektor logistik yang rusak karena banjir juga berakibat pada beban maintenance yang semakin tinggi.

”Belum lagi kerugian karena harus menghentikan operasi dan kalau klien meminta ganti rugi karena consignment tidak dikirimkan tepat waktu dan lain-lain,” ungkap dia.

Sementara itu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta mengatakan bahwa pemangku kepentingan harus bergegas menuntaskan masalah banjir. Sebab, distribusi kawasan industri Pulo Gadung, Kawasan Berikat Nusantara, dan kawasan industri Daan Mogot berpotensi terganggu. ”Kami harapkan dalam satu sampai dua minggu ke depan tidak terjadi banjir yang ekstrem. Kalau itu terjadi, akan mengganggu produksi, logistik, distribusi, dan pada akhirnya berdampak ke harga,” ujar Wakil ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang.

Menurut Sarman, pelaku industri di Jakarta memiliki stok di gudang industri untuk setidaknya dua minggu pertama Januari 2020. Namun, banjir dianggap berpotensi memutus jalur distribusi antara gudang industri dan peritel.

Sarman memperkirakan, secara keseluruhan, kegiatan ekonomi Jakarta merugi hingga ratusan miliar rupiah.

Pihaknya berharap banjir segera surut dan aktivitas kembali pulih. ”Sisa liburan sampai 5 Januari semoga ekonomi bisa bergairah kembali. Musim libur tahun baru seperti ini biasanya omzet restoran, kafe, pusat perbelanjaan, termasuk UMKM di tempat tujuan wisata, naik,” jelasnya.

Menkeu Sri Mulyani Indrawati juga mengakui bahwa banjir di kawasan ibu kota dan sekitarnya membawa kerugian ekonomi yang besar. ’’Kami selalu melihat bencana alam seperti ini merupakan salah satu yang menimbulkan kerugian besar. Ini sesuatu yang menjadi pelajaran,’’ ujarnya.

Pemerintah, kata dia, akan berupaya meminimalkan kerugian akibat bencana alam. Salah satunya, melihat tren yang terjadi beberapa waktu sebelumnya. ”’Ini pekerjaan rumah dalam menjaga risiko dari berbagai bencana terhadap fasilitas di perumahan dan infrastruktur,’’ imbuhnya.

Editor :Deslina

Sumber: jawapos.com









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook