SURABAYA (RIAUPOS.CO) -- BUMN perkebunan serius mengembangkan produk hilir. Sebagai produsen tembakau, PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) kini menggarap cerutu kualitas premium. Kemarin (2/1), dengan menggandeng musisi jazz senior Idang Rasjidi, PTPN X memamerkan produk hilir tembakau dengan merek Golden Boy tersebut.
Direktur Utama PTPN X Dwi Satriyo Annurogo menyatakan, selama ini komoditas ekspor mereka adalah daun tembakau. Komoditas tersebut diekspor ke berbagai negara. Kali ini PTPN X berusaha meningkatkan nilai ekspor lewat produk hilir berupa cerutu premium. Cerutu itu, menurut Dwi, diproduksi Unit Tembakau PTPN X di Jember. "Supaya bisa melahirkan cerutu kelas internasional, kami bekerja sama dengan para penikmat cerutu. Karena itulah, prosesnya panjang," papar Dwi.
Riset itu lantas menghasilkan standardisasi cerutu premium versi PTPN X. Ada tiga kategori. Yakni, high, middle, dan low. Dalam sebulan, PTPN X menghasilkan 9.000 batang Golden Boy. Di pasar lokal, konsumen cerutu premium tersebut adalah komunitas penikmat cerutu. Harganya mencapai Rp1 juta-Rp 2 juta per batang. "Tapi, nanti lebih banyak ekspor. Mencapai 75 persen," ujar Dwi.
Golden Boy akan dipasarkan ke berbagai negara di Eropa dan Amerika. "Pada Juli nanti, kami juga mengikuti pameran di Bremen, Jerman. Itulah upaya kami untuk memasarkan cerutu premium," terang Dwi.
Sejauh ini Kuba masih menjadi acuan para produsen cerutu. Cerutu Kuba merupakan salah satu yang terbaik di dunia. ’’Dengan formulasi sekarang, kami siap memosisikan diri sejajar dengan produk paling bagus di dunia,’’ kata Dwi.
Dia berharap nanti Indonesia tidak hanya dikenal sebagai penghasil tembakau untuk cerutu, tetapi juga produsen cerutu kelas dunia. Bila respons pasar positif, pada tahun pertama PTPN X bakal meningkatkan produksi 10 persen. Angka itu akan naik menjadi 20 persen pada tahun kedua. "Bahan baku tersedia. Kami punya daun tembakau dengan kualitas terbaik di dunia," ungkapnya.
Pada 2019, PTPN X menanam tembakau pada lahan seluas 510 hektare. Tahun ini luas areanya menjadi 514 hektare. "Prioritas kami adalah memperkuat sisi kualitas," tuturnya. Dari total produksi tersebut, sekitar 30 persen terserap untuk produksi cerutu premium.(res/c14/hep/jpg)