KEMALANG (RIAUPOS.CO) - Gunung Merapi kembali meletus pada Jumat pagi sekitar pukul 09.30 WIB sehingga membuat warga yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) III sempat panik berlarian. Mereka mengendarai kendaraan motor berboncengan dengan begitu kencang menuju halaman Kantor Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah. Warga yang mencoba mengamankan diri dari dampak letusan itu sebagian besar dari Desa Sidorejo yang jaraknya hanya 4 km dari Merapi.
Salah satu warga yang menenangkan diri di halaman Kantor Kecamatan Kemalang adalah Priyo Pamungkas (32). Sambil mengenakan masker dirinya menceritakan jika letusan Merapi terjadi secara tiba-tiba sambil mengeluarkan asap tebal.
“Saat itu saya sedang memasang batu bata di rumah sedangkan istri mencari rumput. Tentunya kami khawatir jika terjadi apa-apa. Makanya itu bersama istri dan anak langsung naik motor meninggalkan rumah menuju ke bawah,” jelas Priyo saat ditemui di Kantor Kecamatan Kemalang, Jumat (1/6).
Lebih lanjut, Priyo menceritakan jika letusan Merapi kali ini terasa berbeda jika dibandingkan dengan sebelumnya. Kali ini diikuti getaran selama lima detik hingga akhirnya asap tebal membumbung tinggi. Dirinya juga merasakan bau seperti belerang yang diduga berasal dari letusan Merapi tersebut.
Tanpa berpikir panjang lagi Priyo bersama istri dan anaknya langsung mengendarai sepeda motornya untuk mengamankan diri. Pihaknya memilih Kantor Kecamatan Kemalang untuk menenangkan diri sambil melihat perkembangan Merapi. Saat itu rumah ditinggal dalam keadaan kosong dan hanya meninggalkan dua ekor sapinya di kandang.
“Saat tadi turun ke bawah tadi baunya masih begitu menyengat. Karena khawatir kalau terkena wedhus gembel langsung turun ke bawah saja. Soalnya tadi asapnya sudah seakan-akan di atas rumah kami,” jelasnya.
Kekhawatiran juga dialami warga Desa Sidorejo lainnya yakni Dalimen Darto Wiyono (52). Pasalnya, saat kejadian dirinya sedang menambang yang letaknya tidak jauh dari kediamannya. Suara gemuruh yang begitu keras dengan diikuti asap tebal yang membumbung tinggi membuat dia bersama istrinya mengamankan diri di Kantor Kecamatan Kemalang.
“Saat itu saya tidak tahu posisi para penambang lainnya setelah ada letusan itu bagaimana. Soalnya saya hanya berusaha untuk menyelamatkan diri bersama anggota keluarga saya. Naik motor langsung turun ke bawah,” jelasnya.
Ia memandang letusan Merapi kali ini memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan letusan sebelumnya. Terutama terkait suara gemuruh yang didengarnya kali ini lebih nyaring dan jelas. Hal ini menjadikan kecemasan tersendiri baginya jika sewaktu-waktu Merapi mengalami erupsi.
Berdasarkan pendataan yang dilakukan pihak kecamatan jika terdapat 50 warga Desa Sidorejo yang mengamankan diri halaman kantor. Mereka terdiri dari orang dewasa, anak-anak hingga lansia menjadi satu. Tetapi puluhan warga itu hanya di Kantor Kecamatan Kemalang selama sekitar 30 menit saja. Setelah dinyatakan aman dan kondisinya kondusif warga berangsur-angsur kembali ke rumah masing-masing.(ren/jpg)