Bahas Bus Listrik hingga e-Commerce, Ini Harapan Jokowi Terkait Migas

Nasional | Rabu, 02 Mei 2018 - 10:58 WIB

Bahas Bus Listrik hingga e-Commerce, Ini Harapan Jokowi Terkait Migas
MEMBUKA ACARA: Presiden RI Joko Widodo membuka acara Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention & Exhibition (Convex) pada Rabu (2/5/2018) di Jakarta Convention Center, Jakarta. (BOY RIZA UTAMA/RIAU POS)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Minyak dan gas (migas) berpengaruh dalam revolusi industri ke-2, yakni pada kurun 1870-1914.

"Industri minyak ini sudah lama sekali," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sambutannya di Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention & Exhibition (Convex) 2018.

Baca Juga :1.600 Warga Kuansing Terima Bantuan Mesin Pompa Air

Dalam kegiatan yang digelar di Jakarta Convention Center itu, Jokowi menyebut bahwa lima perusahaan dengan nilai usaha tertinggi di dunia sebelumnya merupakan perusahaan minyak.

"Saat ini, 2018, lima besar ditempati perusahan IT, seperti Amazon, Samsung, dan lain-lain. Hanya satu perusahaan migas yang masuk 10 besar," jelasnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menambahkan, itu terjadi karena saat ini dunia memasuki era technology boom. Di sisi lain, Jokowi juga menyinggung soal revolusi energi terbarukan.

"Tapi saya tak percaya," cetusnya disambut tawa hadirin.

Sementara itu, menurut Bloomberg, kata dia lagi, saat ini juga sedang berlangsung fenomena bus listrik.

"Pak Wagub (Sandiaga Uno) hadir di sini. Ganti busnya dengan bus listrik," sebutnya yang kembali disahut gelak para undangan.

Lebih jauh, suami Iriana itu menyatakan, dari percakapannya dengan berbagai anak muda, Jokowi menemukan kenyataan bahwa anak muda masuk e-commerce bukan karena soal uang yang dihasilkan semata.

"Juga karena idealisme. Kita bertanya, apakah industri itu simbol kemajuan? Saya lihat dari situlah akar budaya dan reputasi," tuturnya.

"Kalau reputasi migas kurang, anak-anak muda yang pintar-pintar tak akan tertarik lagi masuk ke sektor ini," imbuhnya.

Mantan Walikota Surakarta itu menegaskan, peraturan yang berbelit-belit sudah dipangkas. Bahkan, dia meminta agar para pengusaha yang kesulitan mengurus perizinan langsung menghadap menteri.

"Kalau gak bisa ke menteri, langsung ke saya," tegasnya.

"Kami sedang rancang online single submission. Semoga bulan ini rampung," tandasnya.(bru)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook