Bus Yanti Tak Punya Catatan Penumpang

Nasional | Rabu, 02 Mei 2012 - 08:32 WIB

Bus Yanti Tak Punya Catatan Penumpang
Kondisi bus Yanti Group yang tinggal puing. (Foto: Teguh Prihatna/Riau Pos)

PEKANBARU (RP) - Sementara itu, dari hasil penelusuran Riau Pos ternyata agen PO Yanti, Duri tak punya dokumen catatan penumpang. Kepala agen PO Yanti Duri, Amdanil alias Am Balak yang dihubungi di loket Sebanga Duri siang kemarin mengaku, belum mendapat informasi pasti tentang identitas korban yang meninggal dunia dalam musibah itu. ‘’Kita masih menunggu informasi dari agen di Payakumbuh,’’ ujarnya.

Yang jelas, kata Amdanil lagi, penumpang yang naik di loket Duri Senin (30/4) malam lalu berjumlah 34 orang. Empat orang di antaranya tujuan Solok. Selebihnya tujuan Bukittinggi dan lain-lain. Juga ada tiga penumpang yang naik di loket Dumai. ‘’Empat lagi naik di perjalanan dari Dumai menuju Duri,’’ tambahnya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Diakui Amdanil, pihaknya memang tak mengantongi identitas dan alamat para penumpang yang membeli tiket di loket Sebanga malam itu. ‘’Yang tercatat di buku hanya yang memesan tiket melalui telepon atau memesan beberapa jam sebelum berangkat. Yang memesan tiket langsung malam itu tak tercatat namanya. Begitu membeli, tiketnya langsung dikasih,’’ tutur Amdanil.

Menurut Am, ada 13 orang yang meninggal dalam musibah kebakaran itu, 4 korban selamat masih di rumah sakit umum Payakumbuh dan delapan lagi sudah diperbolehkan pulang.

Sepengetahuan Amdanil, bus PO Yanti dari Dumai tujuan Solok itu tak ada masalah berarti saat berangkat dari Duri malam itu. Supirnya pun tampak sangat ceria di malam itu. Biasanya dia itu orangnya cuek, tapi malam itu dia bercerita sambil ketawa-ketawa. ‘’Dia berucap, ‘Awak manambang dua trip ko lainyo. Sudah tu istirahat karano isteri ka malahiakan’’ ujar Am Balak menirukan.

Malam menjelang kejadian naas itu, lanjut Am, supir itu masih sempat singgah di rumahnya di Pangkalan dan makan sebelum melanjutkan perjalanan ke Bukittinggi.

Kebakaran maut yang menimpa bus Yanti tersebut pun membuat sibuk petugas Satlantas Polres Bengkalis dan staf Asuransi Jasa Raharja, Duri kemarin siang. Penanggungjawab Kantor Pelayanan Jasa raharja Duri, Okto Arif P didampingi rekannya Rudi sibuk mencari-cari data korban yang berdomisili di Duri. Hingga siang kemarin, mereka baru mengantongi data sementara tentang empat korban yang berasal dari Duri. Data itu dari loket Yanti di Sebanga.

Begitu pula petugas Satlantas Polres Bengkalis pun dibuat sibuk dengan kejadian naas itu. Kanit Laka Aiptu M Subhan didampingi anggotanya pun mendatangi loket PO Yanti di simpang tiga Sebanga. Tak banyak informasi yang berhasil mereka dapatkan. Apalagi agen Yanti setempat masih menunggu informasi dari agen di Payakumbuh.

Sementara itu, dalam pantauan Riau Pos siang kemarin, masih ada calon penumpang bus PO Yanti yang datang langsung untuk membeli tiket. Dia tampaknya tidak terlalu terpengaruh dengan kecelakaan yang baru saja menimpa bus Yanti di Ulu Air, Kelok Sambilan, Kabupaten Lima Puluh Kota.

‘’Ya mau bagaimana lagi. Saya sudah sejak kecil naik bus Yanti. Kalau akan kecelakaan, dengan bus lain pun bisa terjadi juga. Contohnya dulu, saya naik bus Merah Sari lalu tabrakan dan pecahan kaca sempat melukai tubuh saya,’’ kata Bidan Ria yang sehari-hari bekerja di Klinik Ellysia di Jalan Rangau KM 11 Desa Petani Kecamatan Mandau.

Didampingi ibunya, Ria mengaku hendak berangkat pulang kampung ke Padang dengan Bus Yanti Selasa malam (1/5).

Uji Keur Sudah Mati

Sementara itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) masih menunggu hasil penyelidikan secara menyeluruh, penyebab kebakaran bus PO Yanti Grup jurusan Dumai-Solok di Jalan Raya Negara, Sumatera Barat yang menewaskan 13 orang penumpang.

‘’Kemenhub masih menunggu hasil penyelidikan dari pihak kepolisian dan Dishub setempat,’’ ujar Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub Bambang S Evan dikonfirmasi Riau Pos, Selasa 1/5).

Dikatakan Bambang, laporan sementara yang diperoleh Kemenhub disampaikan bahwa Uji Keur (kelayakan) kendaraan tersebut ternyata sudah mati sejak tahun 2011 lalu. ‘’Kita juga sedang menunggu laporan dari sana (Sumbar) apakah trayek bus yang bersangkutan AKAP atau AKDP,’’ terang Bambang.

Kemenhub kata dia, akan terus berkoordinasi dengan Dishub dan kepolisian setempat untuk mengetahui setiap perkembangan penyelidikan yang dilakukan di lapangan.

‘’Kita tentu saja mengevaluasi secara menyeluruh terhadap angkutan umum tersebut, agar kejadian serupa tidak terulang kembali,’’ ungkapnya sembari menyatakan, setelah semunya tuntas baru diambil tindakan.(len/sda/yud/afr/nzr/rpg/ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook