PAYAKUMBUH (RP) - Kendati tidak ada warga Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota yang meninggal akibat kejadian ini, namun animo masyarakat kedua daerah untuk mengetahui peristiwa memilukan tersebut sangat tinggi. Sepanjang Selasa (1/5) kemarin, lebih seribu warga Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota, silih-berganti datang ke ruang jenazah RSUD Adnan WD. Mereka datang untuk menyaksikan dari dekat kondisi jenazah korban.
‘’Innnalillahi wa Innailahi Rojiun. Kondisi korban yang meninggal dalam peristiwa terbakar bus Yanti Grup, benar-benar menyedihkan. Semua tubuh mereka gosong dan tak dikenal,’’ ujar Am Badul, salah seorang warga yang datang dari kawasan Labuahbasilang, Payakumbuh.
Hal serupa disampaikan Iwan, salah seorang warga yang mengintip dari balik kaca jendela ruang jenazah RSUD Adnan WD. ‘’Sadiah awak yo, mancaliak mayik nan tabujua ko. Sado alah badannyo gosong (Sedih kita kita ya, melihat mayat-mayat yang terbujur ini. Badan mereka gosong, red),’’ kata Iwan.
Sayang, kesempatan warga untuk melihat kondisi korban bus terbakar dari balik kaca jendela, hanya sebentar saja. Karena beberapa waktu kemudian, petugas RSUD Dr Adnan WD Payakumbuh, menutup habis seluruh kaca jendela dengan kain gorden warna hijau dan memasukkan jasad korban ke dalam kantong jenazah kuning.
‘’Indak dapek awak mancaliak lai (Kita tidak bisa lagi melihat, red),’’ kata sejumlah ibu-ibu warga Limapuluh Kota. Kendati demikian, warga tetap datang silih berganti ke RSUD. Sebagian di antara warga, mencoba mengorek informasi kepada penumpang bus yang selamat dan dirawat di rumah sakit.
Sampai Selasa malam, warga Payakumbuh dan Limapuluh Kota masih berbondong-bondong ke RSUD Adnan WD. Sementara di tempat kejadian peristiwa atau kawasan rest area Huluaia pada Selasa (1/5) siang, ribuan pengendara kendaraan di Jalan Sumbar-Riau, juga berhenti untuk menyaksikan rongsokan bus yang terbakar.
Sementara itu Kepala perwakilan PO Yanti di Kota Dumai Musrizal, Selasa (1/5) kemarin menjelaskan, bus PO Yanti yang berangkat dari Dumai menuju Solok, Senin (30/4) pukul 17.30 WIB hanya membawa 3 orang penumpang.
Selanjutnya, bus PO Yanti menuju ke Duri untuk singgah dan mengambil penumpang di Duri. Setelah itu baru berangkat menuju Solok, Sumbar.
‘’Tiga orang penumpang PO Yanti yang berasal dari Dumai adalah Budi yang duduk di bangku nomor 8, Andri di bangku nomor 7 dan Eka yang duduk di bangku nomor 4. Ketiga penumpang PO Yanti itu mengaku dari Kepulauan Riau (Kepri) dan akan pulang ke Sumbar,’’ kata kepala perwakilan PO Yanti Musrizal, Selasa (1/5).
Dijelaskan, Musrizal lagi, informasi yang didapatkannya puncak kebakaran bus karena arus pendek, namun ketika ditanya apakah tidak ada perawatan rutin terhadap bus sehingga aman bagi penumpang? Masrizal mengatakan itu tanggung jawab bos. ‘’Bos kami di Bukittinggi, kalau saya kan hanya kepala perwakilan saja,’’ paparnya.
Musrizal juga mengaku belum ada pihak kepolisian yang mendatanginya untuk mempertanyakan masalah insiden tersebut. ‘’Tadi (kemarin, red) pihak asuransi dari Pekanbaru juga sudah menelpon saya minta data-data penumpang,’’ katanya.
Namun sayangnya Musrizal belum mengetahui dengan pasti bagaimana penumpang yang dari Dumai tersebut. Pantauan Riau Pos Selasa (1/5) kemarin beberapa kantor PO Yanti terlihat sepi, bahkan kantor tempat mengumpulkan penumpang di terminal AKAP Jalan Kelakap Tujuh malah nampak di gembok, tidak ada terlihat karyawan yang menjaganya. Sementara itu kantor yang di Jalan Kelakap Tujuh juga nampak sepi dari penumpang hanya ada nampak dua karyawan saja yang menjaga meja tempat penjualan tiket.
Komandan Regu (Danru) tempat pemungutan retribusi (TPR) Farit yang bertugas di pintu masuk terminal AKAP Jalan Kelakap Tujuh Dumai, juga mengaku belum ada pihak keluarga yang mendatangi kantor PO Yanti di terminal AKAP.
‘’Dari tadi pagi sepi, tidak ada nampak pihak keluarga yang mendatangi kantor atau loket bus Yanti,’’ kata Danru TPR Farit Selasa (1/5) kemarin di Terminal AKAP Dumai.
‘’Penumpang dari Dumai hanya tiga orang. Dan itu pun bukan orang Dumai. Tetapi adalah penumpang transit dari Tanjung Pinang dan Tanjung Balai Karimun,’’ tambah Zul Efendi, petugas perwakilan PO Bus Yanti di Dumai. Penuturan Zul, berangkat dari Dumai bus berkapasitas 44 orang itu hanya berisikan lima orang. Tiga orang penumpang, sopir dan stokar. ‘’Penumpang bus itu banyak yang naik di Duri. Kalau ada penumpang Dumai, pastilah kantor ini banyak orang yang datang,’’ jelasnya.
Setiap harinya tiga bus PO Yanti Group berangkat dari Dumai. Dengan tujuan Bukittinggi berangkat pukul 07.30 WIB. Bus kedua berangkat pukul 17.30 WIB dengan tujuan Solok. Dan bus ketiga tujuan Padang berangkat pukul 19.30 WIB.
‘’Bus kedua yang dengan tujuan Solok itu yang terbakar,’’ tambah Zul. Zul mengaku tidak tahu pasti penyebab kebakaran itu. Hanya saja, sebutnya, bus merek Fuso itu memang keluaran tahun rendah. ‘’Mungkin di bawah tahun 2.000,’’ katanya. Diakuinya pula bahwa bus itu belakangan memang sering rusak.(len/sda/yud/afr/nzr/rpg/ila)