Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru dan Payakumbuh
DUKA mendalam menyelimuti warga Riau dan Sumatera Barat. Sebuah bus PO Yanti Group jurusan Dumai-Solok—via Duri-Limapuluh Kota-Payakumbuh-Bukittingi— hangus terbakar di sekitar Kelok Sembilan, tepatnya Dusun Hulu Air, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, Selasa (1/5) sekitar pukul 04.30 WIB. Sebanyak 13 penumpang tewas terpanggang, 4 luka berat, dan 25 selamat dalam tragedi maut tersebut.
Kebakaran yang menghanguskan seluruh badan bus terjadi sangat cepat. Menurut Mulyadi salah seorang anggota PJR Kelok 9 kepada Riau Pos, kejadiannya berlangsung hanya dalam waktu satu jam. ‘’Saya datang dan langsung ikut mengevakuasi korban. Bayangkan, yang kita angkat itu seperti batang kayu terbakar. Ada saja bagian yang terlepas, sepertinya tulang korban yang lepas,’’ ujar Mulyadi, sambil meraih sebongkah kecil potongan bewarna putih dari dalam badan bus.
Menurut Mulyadi, tak ada yang tersisa, bahkan ia juga makin merinding manakala ada tengkorak dan kerangka yang berhimpitan, dan seperti orang berpelukan. ‘’Mungkin itu ibu dan anaknya,’’ ungkapnya lagi.
Mengenai baunya, Mulyadi menyebut sudah bercampur baur. Ada bau arang, bau daging terbakar dan juga bau kain dan busa serta ban terbakar. Bahkan aspal jalan di bawah badan bus ikut hangus. ‘’Ini baru yang pertama saya melihat kejadian begini. Sungguh...’’ imbuhnya kagi.
Menurut Fauzan Azhima (18), penumpang selamat asal Bukittingi, bus yang ia tumpangi terbakar dalam waktu sangat cepat. ‘’Saya bisa selamat karena melompat dari kaca jendela,’’ ujar Fauzan yang menderita luka pada bagian keningnya, kepada sejumlah warga di RSUD Dr Adnan WD.
Selain Fauzan, ada penumpang lain yang juga selamat yaitu Syawilis (57) dan Yurnaini Tanjung (53). Menurut Syawalis dan Yurnani, peristiwa yang mereka alami terjadi sangat cepat sekali. Sebelum terbakar, di dalam bus penuh dengan asap pekat.
Insiden kebakaran tersebut membuat seluruh masyarakat yang ada di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) buncah. Beberapa kali ledakan mengangetkan mereka, jelang azan Subuh berkumandang. Mereka hanya bisa jadi penonton karena api yang membakar bus penuh berisi penumpang, dan tidak bisa dipadamkan.
‘’Saya kaget ada suara orang ramai sekalai di luar. Bapak menyuruh saya melihat apa yang terjadi. Saya jalan ke halaman dan saya lihat beberapa orang sibuk mencari-cari air. Saya tunjukkan selang air pada mereka. Tapi api sudah besar dan mereka tak bisa memadamkannya,’’ ungkap Zedna Yulida (28), warga yang tinggal paling dekat dengan TKP. Rumah Zedna berada persis di bukit kecil sebelah kiri jalan raya, di mana si jago merah melalap mobil bus PO Yanti BA 3635 L itu. Zedna hanya menyaksikan suasana panik para penumpang yang sudah berada di luar bus dari bawah pohon mangga di atas bukit kecil di halaman rumahnya.
‘’Saya tak mendengar jeritan atau apapun dari atas bus yang terbakar itu. Saya pikir semua penumpang sudah turun dan tidak ada yang tertinggal,’’ tambahnya sambil membayangkan kengerian bahwa di dalam bus masih ada 13 orang yang meregang nyawa melawan panasnya api yang membara.
Zedna baru mengetahui adanya korban terbakar setelah satu jam kemudian datang mobil pemadam kebakaran dan mematikan api yang membakar bus itu. Setelah api padam tiba-tiba pintu belakang mobil bus terbuka sendiri dan mereka melihat banyak tengkorak manusia bertumpukan. ‘’Barulah saya tahu ada orang yang terbakar di dalam,’’ cerita Zedna sambil menghapus butiran air bening di sudut matanya.
Ibu muda ini terlihat sedih menceritakan peristiwa yang disaksikannya itu. ‘’Saya sama sekali tak menyangka,’’ tambahnya. Dalam kebakaran bus PO Yanti itu, tercatat ada 13 penumpang yang meninggal. Korban terdiri dari 3 orang perempuan dewasa, 3 orang laki-laki dewasa, 4 orang anak-anak, 1 balita dan 2 orang anak perempuan.
Hal ini diungkapkan Kapolres Limapuluh Kota AKBP Partono menjawab Riau Pos, di sela-sela kesibukan timnya dan tim forensik dari Polda Sumbar mengidentifikasi jenazah korban di RSUD Dr Adnan WD Payakumbuh.
Dikatakan Kapolres yang didampingi Kasatlantas Polres Limapuluh AKP Agustaber, Kabag Ops Polres Limapuluh AKP Asrul Bayu dan Kaur Humas Polres Limapuluh Ipda Muchri Sawir, penyebab pasti kebakaran itu belum bisa dipastikan. Mereka masih mendalami kasus ini. Mereka masih akan melakukan pendalaman dengan kesaksian supir dan kernet bus yang sudah menyerahkan diri. ‘’Ini bisa saja karena kesalahan teknik ataupun kesalahan manusia. Tapi kita masih mendalaminya. Sampai saat ini kita sudah periksa 11 saksi,’’ ungkap Kapolres.
Sementara itu supir dan kernet bus PO Yanti naas itu sudah menyerahkan diri mereka ke Polres Limapuluh. ‘’Sekitar pukul 04.30 WIB pagi mereka menyerahkan diri. Pengakuannya, mereka sudah berusaha memadamkan api, namun gagal. Mereka langsung meninggalkan TKP dan menyerahkan diri ke sini,’’ ungkap Kapolres.
Sebagai itikad baik tanggung jawab keduanya, mereka langsung diamankan di Mapolres. Dalam waktu 1x24 jam status mereka baru akan ditingkatkan jadi tahanan.(len/sda/yud/afr/nzr/rpg/ila)