JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Wujud komitmen penguatan dan pemajuan kebahasaan dan kesastraan ditunjukkan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan berbagai cara. Tak hanya dalam pengembangan berbagai materi kodifikasi kebahasaan dan kesastraan, seperti tata bahasa dan ejaan, tetapi juga terkait dengan pengembangan instrumen untuk mengukur kemahiran berbahasa Indonesia melalui Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Adaptif Merdeka.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, menyampaikan apresiasi kepada Badan Bahasa yang terus mengukuhkan kedudukan bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai bahasa negara, dengan beragam program di bidang kebahasaan dan kesastraan.
"Di era globalisasi saat ini, sudah waktunya bahasa Indonesia sejajar dengan bahasa-bahasa besar di dunia. Sebagai bahasa modern yang multifungsi dan memiliki jumlah penutur yang besar, diperlukan sarana evaluasi yang menilai mutu penggunaan bahasa Indonesia," ucapnya dalam acara Diseminasi Nasional Kemahiran Berbahasa Indonesia di Jakarta, Rabu (1/3).
UKBI Adaptif Merdeka telah mendapat Surat Pencatatan Ciptaan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan nomor pencatatan 000397427 tahun 2022. Aplikasi ini dilengkapi dengan desain uji canggih yang menggunakan platform teknologi mutakhir berbasis internet, seturut perkembangan teori tes berupa multi stage adaptif testing (MSAT), memiliki tingkat keandalan tinggi dengan analisis butir berdasarkan IRT (item response theory), dan mampu menyajikan layanan uji dalam bentuk yang ramah pengguna.
"UKBI Adaptif Merdeka saat ini juga setara dengan berbagai uji kemahiran berbahasa lainnya yang telah digunakan sebagai sarana evaluasi untuk bahasa-bahasa besar dunia, seperti IELTS atau TOEFL," jelasnya.
Lebih lanjut Nadiem menjelaskan, sejak diluncurkan pada Januari 2021 lalu, UKBI Adaptif Merdeka telah diujikan kepada lebih dari tiga ratus delapan puluh ribu peserta yang terdiri dari berbagai karakteristik penutur bahasa Indonesia, mulai dari pelajar, profesional, sampai warga negara asing. Oleh karena itu, UKBI Adaptif Merdeka ini menurutnya sangat berguna dalam konteks dunia pendidikan dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum untuk konteks profesional.
Dalam kesempatan ini pula, Mendikbudristek mengatakan bahwa kemahiran berbahasa adalah salah satu modal utama dalam peningkatan kemampuan literasi anak-anak Indonesia yang sekarang kita lakukan dengan gerakan Merdeka Belajar. Pemahaman yang baik akan kaidah tata bahasa serta kecakapan dalam menggunakan bahasa Indonesia menjadi kunci untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami informasi, menyerap ilmu pengetahuan, dan menyampaikan gagasan.
"Saya ingin mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mengoptimalkan manfaat dari UKBI Adaptif Merdeka. Kita semua perlu mengukur sejauh mana kecakapan kita dalam menggunakan bahasa Indonesia, yang hasilnya kemudian dapat menjadi rujukan kita untuk memetakan dan meningkatkan kemampuan literasi masyarakat Indonesia secara menyeluruh," ajaknya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E Aminudin Aziz, menyebut bahwa sejak diluncurkan pada tahun 2021, UKBI Adaptif Merdeka telah diujikan kepada 387.822 peserta yang terdiri atas berbagai karakteristik penutur bahasa Indonesia, di antaranya pelajar, mahasiswa, kalangan profesional, pejabat fungsional, pejabat struktural, dan warga negara asing. Peserta uji tersebut berasal dari 2.252 lembaga, baik sekolah, perguruan tinggi, maupun lembaga pemerintah dan lembaga swasta.
"Angka itu akan terus tumbuh seiring dengan kesadaran berbagai pihak atas pentingnya mengetahui jenjang kemahiran berbahasa Indonesia di kalangan penutur bahasa Indonesia," ungkap Kepala Badan Bahasa.
Dalam kesempatan tersebut, Aminudin Aziz juga meluncurkan buku Peta Kemahiran Berbahasa Indonesia Tahun 2022. Buku tersebut berisi informasi kemahiran berbahasa Indonesia penutur di 31 provinsi dan di 426 kabupaten yang ada di Indonesia, baik informasi tentang jumlah peserta uji, karakteristik profesi peserta uji, hasil kemahiran membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara, hingga rekomendasi yang diajukan dalam kaitannya dengan hasil kemahiran berbahasa Indonesia.
Aminudin Aziz pada kesempatan ini menyerahkan buku kepada para narasumber yang hadir secara tatap muka, yaitu Kepala Pusat Pembinaan Penerjemah Sri Wahyu Utami, Kepala Sebasa Polri Kombes Polisi Dani Fernando, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Nahdiana, dan mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Ahmad Zakiy Zayyan,
Diseminasi Nasional Kemahiran Berbahasa Indonesia menghadirkan narasumber yakni pakar psikometri Saifuddin Azwar, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Ali Ridho, dan dosen Jurusan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa Seni dan Budaya Universitas Negeri Yogyakarta, Jan Hendrick Budweg. Para narasumber berdiskusi tentang berbagai topik yang dipandu oleh Koordinator Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional UKBI Badan Bahasa Atikah Solihah. Di antara topik tersebut adalah kemahiran berbahasa bagi penerjemah, kemahiran berbahasa Indonesia untuk meningkatkan profesionalisme anggota kepolisian, manfaat UKBI bagi Ekosistem Pendidikan, dan pengembangan desain UKBI.
Dalam laporannya, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, M Abdul Khak, menyampaikan bahwa acara tersebut dilaksanakan secara hibrida. Secara keseluruhan Diseminasi Kemahiran Berbahasa Indonesia diikuti oleh 1.000 orang peserta yang hadir secara daring dan 50 orang yang hadir secara tatap muka. Para peserta yang hadir merupakan para pemangku kepentingan yang berkaitan erat dengan pelaksanaan UKBI Adaptif Merdeka di seluruh wilayah Indonesia, di antaranya adalah para bupati.
"Saya berharap bahwa acara ini dapat mendorong pemanfaatan UKBI Adaptif Merdeka yang pada akhirnya dapat lebih menguatkan kedudukan bahasa Indonesia secara nasional dan meningkatkan martabat bahasa Indonesia di dunia internasional," tutup Abdul Khak.
Laporan: Hary B Koriun
Editor: Rinaldi