“Hutama Karya sudah sejak lama mendunia, kami memiliki pengalaman di beberapa negara dan menjadi kontraktor yang pertama kali membangun jalan tol di Malaysia dan Filipina,” jelas Novias.
Lebih lanjut Novias menerangkan bahwa Hutama Karya terpilih untuk mengerjakan jalan tol Metro Manila Sky Way karena menawarkan teknologi konstruksi Sosrobahu, karya anak bangsa yang merupakan insinyur terbaik Hutama Karya, Ir Tjokorda Raka Sukawati.
“Teknologi yang kami tawarkan saat itu adalah teknologi LPBH (Landasan Putar Bebas Hambatan) atau lebih terkenal dengan Sosrobahu. Teknologi ini sudah diakui dan digunakan oleh berbagai perusahaan konstruksi di seluruh dunia hingga sekarang.” terangnya.
Teknologi yang digunakan dalam membangun jalan layang ini menjamin tidak akan mengganggu arus lalu lintas selama pembuatan karena saat pengecoran, kepala tiang, bisa dilakukan dengan posisi sejajar arah jalan. Dengan posisi ini, maka tiang-tiang penyangga cetakan beton tidak akan menghalangi jalan di bawahnya.
Lalu setelah kepala tiang kering, posisinya bisa diputar. Jika kepala tiang sudah diputar dengan posisi melintang jalan, maka kepala beton akan menjadi penyangga struktur jalan layang yang akan dibangun. Cukup banyak proyek jalan yang menggunakan teknik Sosrobahu ini baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Diantaranya yang cukup terkenal adalah pembangunanan Jalan Tol Layang Jakarta- Cikampek 2 (elevated) dan proyek pembangunan jalan tol layang Metro Manila atau Metro Manila Skyway, Filipina.
Di Timor Leste, Hutama Karya telah menyelesaikan proyek jalan Oe-Cusse Paket II yang merupakan proyek dari Government of Demokratic Republic of Timor Leste. Proyek jalan yang di kerjakan pada tahun 2015 hingga 2019 ini adalah bagian dari proyek infrastruktur yang lebih besar di Zonas Especais de Economia Social de Mercado (ZEESM).
“Saat ini kami juga tengah mengerjakan jalan utama di Oe-Cusse. Ini akan menjadi bagian dari jaringan jalan utama, khususnya Urban Road Pante Macassar dan pedesaan dari Sakato ke Lifau, juga menghubungkan pembangkit listrik dan hotel.” tambah Novias.
Selain pengerjaan jalan utama dan jalan tol, hasil karya Hutama Karya lainnya yang mendunia adalah pembangunan Gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Brunei Darussalam. Pembangunan fisik gedung ini selesai pada tahun 2013.
“Selain jalan tol dan jalan utama, Hutama Karya membangun Gedung KBRI di Brunei Darussalam. Ini wujud bahwa Hutama Karya dipercaya untuk membangun gedung Kementerian Luar Negeri di luar negeri,” tutup Novias Nurendra, Direktur Operasi II Hutama Karya.
Laporan: Eka G Putra
Editor: Rinaldi