JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian melarang keras adanya aksi massa di Papua dan Papua Barat. Alasannya, Polri sudah membuka ruang kepada masyarakat Papua untuk menyampaikan aspirasi. Namun, malah selalu berujung anarkistis.
Tito juga sudah memerintahkan Kapolda Papua Irjen Rudolf Rodja dan Kapolda Papua Barat Brigjen Herry Rudolf Nahak untuk tidak lagi memberi izin kegiatan aksi massa di wilayah hukumnya.
“Saya sudah perintahkan kepada Kapolda Papua dan Papua Barat mengeluarkan maklumat untuk melakukan larangan demonstrasi atau unjuk rasa yang potensial anarkistis,” kata Tito di kawasan Jakarta Pusat, Ahad (1/9).
Selain itu, Tito juga mendorong penegakan hukum bagi mereka yang melakukan provokasi pada aksi-aksi sebelumnya. Karena sebelumnya telah diberikan kesempatan penyampaian aspirasi, namun ujungnya kerusuhan. “Itu enggak bisa ditoleransi," tegas Tito.
Dia mengatakan, pengalaman di Manokwari dan Jayapura, polisi memberikan kesempatan masyarakat menyampaikan aspirasinya sesuai dengan undang-undang. Namun, akhirnya berujung anarkistis dan menimbulkan korban.
“Maka saya dalam rangka pencegahan, saya perintahkan kepada kapolda untuk mengeluarkan maklumat di situasi saat ini, melarang demonstrasi yang potensi anarkistis,” tegas Tito.
Tito juga mengatakan, pihaknya bersama dengan TNI sudah mengerahkan total 6 ribu personel untuk mengamankan Papua. Menurut Tito, kondisi di Papua kini sudah kondusif.
“Papua sudah relatif aman. Pasukan dari Polri maupun TNI yang sudah turun ke Papua dan Papua Barat itu lebih hampir 6 ribu. Itu ada di Jayapura, Manokwari, Sorong, kemudian di Paniai, Deyai, Nabire kemudian di Fakfak,” kata Tito.
Selain personel, kata Tito, pihaknya juga menyiagakan helikopter dan pesawat. Dia menambahkan, kendaraan udara itu bisa dipakai seandainya diperlukan. Upaya pendekatan pun sudah dilakukan. Salah satunya dengan Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal bersama dengan Kapolda dan Pangdam yang telah menggelar dialog dengan masyarakat setempat.
“Banyak pihak termasuk paguyuban dan masyarakat Papua yang asli juga sudah melakukan banyak dialog, kemudian kami tetap menggelar pasukan di sana sampai dengan situasi aman,” jelas Tito.
Mantan Kapolda Metro Jaya ini menambahkan, pembersihan puing-puing akibat aksi massa juga sudah dilakukan. Adapun pihak yang memimpin adalah Wakil Gubernur Papua termasuk Polri dan TNI.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal