MUSI RAWAS (RP) - Tiga korban tewas diketahui bernama Nikson warga Rupit, Fadilah warga Desa Kerto Sari, Kecamatan Karang Dapo dan Budi warga KBN Kecamatan Rupit. Korban Budi tewas sekitar satu jam setelah mendapatkan perawatan medis di RSUD dr Sobirin, Lubuk Linggau.
Terdata di IGD ada belasan warga terluka. Di antaranya, Indra (15), luka pada bagian kepala, Nizar (21), luka bagian kaki. Lalu, Suharto (18) luka bagian kepala. Dari pihak kepolisian, puluhan anggota dikabarkan terluka. Hingga Selasa (30/4) pukul 00.10 WIB, suasana di lapangan masih mencekam. Warga melakukan sweeping, mencari siapapun yang berseragam polisi.
Memback-up pengamanan di lokasi kejadian, pukul 23.00 WIB diberangkatkan satu kompi Brimob dari Batalyon B Lubuk Linggau dipimpin Danyon B, AKBP I Made Sudaniya. Lalu, satu kompi dari Batalyon A, Talang Kelapa dipimpin Danyon AKBP Rendra Salipu.
Kapolda Sumsel, Irjen Pol Saud Usman Nasution belum bersedia memberikan keterangan panjang lebar terkait kejadian tersebut. Termasuk, berapa jumlah pasti korban tewas pasca kejadian. ‘’Saya masih monitor kejadian ini. Nanti saja ya, dikonfirmasi lagi,’’ katanya.
Diketahui, pemblokiran Jalinsum dilakukan ratusan orang sejak pukul 13.00 WIB. Kekecewaan terhadap gagalnya pemekaran Muratara menjadi penyebabnya. Massa menutup akses jalan utama yang menghubungkan Lubuk Linggau dan Jambi itu dengan melintangkan kayu di tengah jalan.
Ada aksi pembakaran ban di tengah jalan, bahkan mereka mendirikan tenda berukuran 4x6 meter di jalan itu, disertai pesta rakyat berupa hiburan orgen tunggal di bawah tenda tersebut. Petugas gabungan yang siaga di lokasi menjaga keamanan agar massa tidak anarki.
Koordiantor aksi, Syarkowi Wijaya menegaskan, aksi pemblokiran jalan tetap berlanjut bahkan dengan jumlah massa lebih banyak jika tuntutan Muratara dimekarkan tidak segera ditindaklanjuti. ‘’Akan kami tutup akses jalan ini dan kami libatkan massa dari tujuh kecamatan, 93 desa dan kelurahan di wilayah Muratara,’’ cetusnya.
Kondisi Kecamatan Rupit, Musi Rawas masih mencekam. Massa makin beringas dan merusak fasilitas umum seperti jembatan dan memblokir akses jalan umum serta Jalinsum. Informasinya, seluruh akses jalan keluar masuk kewilayah tersebut diblokir. Kemacetan pun terjadi di jalinsum mulai dari Kecamatan Karang Jaya hingga Karang Dapo. Konsentrasi ribuan massa pecah, hingga menguasai beberapa titik lokasi dan meluas ke wilayah Kecamatan Karang Dapo serta Karang Jaya. Beberapa instansi pemerintahan seperti Kecamatan, Kelurahan, Desa bahkan pendidikan lumpuh dan tidak beraktifitas. Termasuk dengan beberapa kantor polsek.
Kondisi yang tak kondusif ini membuat pejabat pemerintahan maupun aparat Polisi ditarik dari lokasi. Sedangkan aparat TNI yang diperbantukan dari Curup dan Sorolangun, Jambi sebanyak 2.000 anggota telah diturunkan ke titik lokasi berkumpulnya massa. ‘’Kita siagakan sebanyak 2.000 personil untuk melakukan pengamanan yakni, 200 personil di lokasi, 100 personil di kantor Pemkab Mura dan 50 orang di Rumdin Pendopoan Bupati Mura,’’ sebut Komandan Distrik Militer (Dandim) 0406 Kabupaten Musi Rawas (Mura) dan Kota Lubuklinggau, Letkol CZI Widyo Hartanto Widyo, kemarin.
Widyo menjelaskan, anggota yang ada sekarang masih dilakukan penambahan yakni, Kodim 142 Surolangun Provinsi Jambi sebanyak 1 satuan setingkat kompi (SSK), Kodim Curup 150 personil. ‘’Kita akan melakukan mediasi di massa dengan target pencapaian kumpulan massa mencair, blokade Jalinsum dibuka. Bahkan, diprediksi Pangdam II Sriwijaya turun ke lokasi menenangkan massa,’’ jelas dia.(irw/jpnn)