Rusuh, 4 Warga Tertembak, 3 Mapolsek Dibakar

Nasional | Rabu, 01 Mei 2013 - 11:31 WIB

Rusuh, 4 Warga Tertembak, 3 Mapolsek Dibakar
Kantor Polsek Rupit, Kabupaten Musi Rawas, Sumsel yang dibakar massa saat terjadi rusuh, Senin (29/4/2013). Hingga kemarin, situasi masih mencekam. Foto: Ansyori Malik/jpnn

MUSI RAWAS (RP) - Empat warga tewas diduga tertembak dan tiga Markas Polisi Sektor (Mapolsek) dibakar massa akibat demo menuntut pemekaran yang berakhir rusuh di Kecamata Rupit, Musi Rawas, Sumatera Selatan yang berlangsung Senin-Selasa (29-30/4). Demo mulai anarkis setelah ratusan warga memblokir Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di Km 72, Kelurahan Muara Rupit, Kecamatan Rupit, Musi Rawas.

Aksi ini terkait kekecewaan terhadap gagalnya pembentukan Kabupaten Muratara. Senin (29/4) malam pukul 21.30 WIB, Polisi sempat membubarkan paksa aksi yang mengganggu lalu lintas kendaraan dari Lubuk Linggau dan Jambi itu pada Senin (29/4) malam.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Diduga, karena tidak terima dibubarkan itu, massa bertindak anarkis, melempari petugas dengan batu. Dua mobil patroli yang terparkir di sekitar areal pemblokiran dibakar massa. Terjadi pula pengrusakan dan pembakaran Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Rupit dan Karang Dapo. Namun aksi kembali berlanjut kemarin. Sekitar pukul 12.00 WIB kemarin, kantor Polsek Rawas Ulu juga dibakar massa.

Kapolda Sumsel, Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Saud Usman Nasution menegaskan dirinya selaku Kapolda Sumsel siap bertanggung jawab atas peristiwa bentrok antara warga dengan polisi hingga jatuhnya korban. Ia juga siap menghukum anggotanya bila terbukti bersalah serta bertanggungjawab penuh atas pengobatan korban.

Menurutnya, hingga saat ini kondisi di lokasi kejadian belum kondusif. Bahkan ia telah menerima laporan dua Polsek yakni Rupit dan Karang Dapo telah dibakar massa. Dan jumlah korban tewas terdata 4 orang dari warga sipil dan 6 korban luka-luka.

‘’Setelah kondusif di lapangan kita lakukan olah TKP, bagi anggota yang melanggar aturan hukum segera diproses sesuai hukum melalui displin bagi yang melanggar SOP bahkan pidana dijatuhkan,’’ jelasnya.

Ditanya apa dan bagaimana kronologis bentrok terjadi, Kapolda sangat berhati-hati menjawabnya. Bahkan orang nomor satu di tubuh Polda Sumsel ini mengatakan bahwa kronologis kejadian masih simpang siur.

‘’Kita tanya masyarakat juga ada di lapangan yang mengetahui dan melihat kejadian. Saat ini kondisi belum kondusif. Kita dari Mabes Polri turun yakni Irwasum turun ke Rupit apakah ada penyimpangan dari anggota kita di lapangan saat kejadian,’’ jelasnya.

Ia juga tidak ingin langsung memberikan kesimpulan terkait dengan peluru yang digunakan anggotanya di lapangan hingga memakan korban jiwa dari masyarakat. ‘’Kita tidak bisa melihat satu sisi tetapi segala pihak. Mulai dari saksi penembakan dan peluru,’’ katanya.

Sementara itu hingga pukul 15.00 WIB, suasana mencekam masih terasa di Kecamatan Rupit pascatragedi berdarah tersebut. Warga yang merasa jengkel akhirnya memportal Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) KM 72 dari kedua arah dengan mengaitkan pembatas jalan.

Beberapa warga pun nampak berjaga di kedua portal Jalinsum. Seorang tokoh pemuda Redy, mengungkapkan kekecewaannya terhadap tindakan anggota kepolisian yang membabi buta. Sehingga menewaskan empat orang warga yang tidak bersalah. ‘’Kami akan balas ini, Aparat jangan seenaknya, pengamanan aksi menggunakan senjata api, pihak kepolisian telah melanggar HAM,’’ ungkapnya.

Terpisah, Irwasum Mabes Polri Komjen Pol Drs Sudjawo didampingi Kadiv Propam Irjen Pol Drs Syafrudin bersama Kapolda Sumsel Irjen Pol Saud Usman Nasution langsung ke RSUD dr Sobirin membesuk para korban. Selanjutnya rombongan Pati Mabes Polri ini menemui massa di Kecamatan Rupit.

Tak lama kemudian, Gubernur Sumsel Alex Noerdin bersama Pangdam II Sriwijaya, Mayjen Nugroho langsung ke Kecamatan Rupit. ‘’Saya belum bisa berkomentar. Karena saya harus ke TKP. Baru bisa berkomentar,’’ jelas Alex. Hal senada dikatakan, Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Nugroho Widyotomo.

Pantauan di lapangan sekitar pukul 17.00 WIB kedatangan Gubernur Sumsel Alex Noerdin. Membuat konsentrasi penumpukan Massa di Jalinsum KM 72 Kecamatan Rupit tempat lokasi blokade awal dan lokasi penembakan. Di lokasi tidak ada satupun anggota polisi, kecuali anggota TNI. ‘’Kami senang datang Gubernur memberikan kepastian terkait pemekaran Muratara,’’ jelas Hendri salah satu perwakilan warga Rupit.

Sementara itu di tempat terpisah ratusan anggota TNI berjaga-jaga dipersimpangan akses jalinsum, Desa Macang, Kecamatan Karang Jaya. Pasalnya warga mendapat isu yang menginformasikan bahwa gerakan massa dari Kecamatan Rupit akan memasuki wilayahnya. (wek/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook